Tekanan bukan hadir melalui platform digital saja, tapi juga surat resmi dan kehadirannya yang tentu berpotensi menekan citra dan reputasi.
“Saat itu kami merasa bahwa kami tidak sedang membuka konfrontasi untuk menambah lawan. Tapi saya dan perusahaan justru merasa pada fase tersebut harus mendekat, mendengar, dan belajar bersama, menciptakan saling pengertian. Bukan berbicara untuk merasa paling benar, tapi mendengarkan keluhannya, sambil mencari solusi bersama agar kami tetap tumbuh tanpa mencederai kepercayaan kelompok manapun”, jelas Nugroho Agung Prasetyo.
Setiap bab dalam Untold Story dibangun dengan dua lapis kekuatan: pengalaman nyata dan landasan teori yang kuat.
Teori-teori klasik seperti Two-Way Symmetrical Model (Grunig & Hunt), Agenda Setting Theory, hingga Narrative Paradigm (Walter Fisher) dihidupkan lewat studi kasus yang terjadi di ruang produksi, ruang PR, hingga meja rapat krisis.
Bagi praktisi industri, buku ini tentu dapat menjadi refleksi penting tentang bagaimana menghadapi tekanan publik dan isu sosial terkait produk dan perusahaan, dengan pendekatan strategis.
Bagi akademisi dan mahasiswa komunikasi, buku ini menjadi sumber belajar aplikatif yang menjelaskan bagaimana teori komunikasi benar-benar bekerja di lapangan.
Lebih dari sekadar profesi komunikasi, “Untold Story – Strategi Public Relations di Industri Kreatif” memandang PR sebagai profesi yang manusiawi. Profesi yang menuntut empati, sensitivitas sosial, dan kemampuan membaca situasi di antara fakta dan persepsi.
“Setiap krisis menyimpan pelajaran. Setiap cerita adalah strategi. PR bukan tentang menyelamatkan citra saja, tapi tentang membangun kepercayaan. Public Relations adalah tentang menjaga keseimbangan antara apa yang benar, apa yang dipercaya publik, dan bagaimana kita menyampaikannya dengan hormat,” ujar penulis.
Nugroho Agung Prasetyo adalah seorang praktisi Public Relations dan komunikasi korporat dengan pengalaman panjang di industri kreatif, khususnya penyiaran.
Selain menjadi Associates Director di Konsultan PR Cetta Satkaara, ia juga aktif sebagai dosen PR di LSPR dan Universitas Bakrie, serta pembicara di berbagai forum PR professional.
Nugroho Agung Prasetyo terbilang cukup dekat dengan aktivitas beberapa organisasi PR, seperti Perhumas, APPRI, beberapa komunitas Humas Muda, hingga menjadi pengurus di Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat.
Melalui buku ini , ia mengajak pembaca memahami realitas dunia PR, bukan dari sisi glamor, tetapi dari ruang senyap di mana strategi, etika, dan empati diuji setiap hari.
Boy Kelana Soebroto (Ketua Umum Perhumas/ Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia):
Buku ini memberikan wawasan mendalam mengenai bagaimana strategi Public Relations (PR) dapat berperan dalam membentuk citra, reputasi, dan keberlanjutan industri kreatif. Dengan pengalaman panjang di dunia PR, buku ini menghadirkan perspektif yang kaya dengan studi kasus dan solusi praktis.
Ini adalah referensi yang sangat baik bagi para profesional PR, akademisi, dan mahasiswa yang ingin memahami dinamika komunikasi strategis di era digital.
Prof Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., S.H., M.Si. (Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia/ISKI Pusat dan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Jatinangor)