Krjogja.com - YOGYA - Perkumpulan Konsultan Hukum, Pertanahan, Konstruksi dan Properti (PKHPKP) mengenalkan alat pembakaran sebagai upaya penanggulangan darurat sampah. Dengan alat tersebut dapat mengurangi sampah residu sampai 2 ton dan sampah yang telah dibakar hanya akan menyisakan abu.
Ketua PKHPKP Chrisna Harimurti SH menjelaskan, alat tersebut sebenarnya telah dirancang pada saat covid-19 lalu. Namun baru dikenalkan sekarang untuk menyikapi adanya darurat sampah di Yogyakarta.
“Alat ini untuk membakar sampah residu dan hanya menyisakan abu saja. Sehingga ini sangat cocok untuk mengurangi sampah di TPA Piyungan,” kata Chrisna, Sabtu (12/8/2023) di Kampung Kliter Gondokusuman.
Baca Juga: Kurangi Masalah Sampah di Perkotaan, Plastic Smart Cities Digaungkan
Baca Juga: Ada BCL dan Motor Custom di Indonesian Custom Show 2023
Baca Juga: Revolusi Mental Jokowi Kini Sasar Lapisan Pelajar Nahdlatul Ulama
Chrisna mengakui, untuk alat generasi pertama memang masih ada beberapa kekurangan. Untuk itu pihaknya sudah memperbaiki pada alat generasi kedua agar lebih ramah lingkungan.
Bahkan pihaknya juga telah mengajukan uji emisi dan abu ke sejumlah instansi terkait untuk melihat sejauh mana efektivitas dan keamanan alat ini bagi lingkungan.
“Kami sudah rancang generasi terbaru dari alat ini dengan sistem yang lebih bagus untuk mengurangi asap. Ketika nanti telah menenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku bisa disebarluaskan ke sejumlah wilayah,” terangnya.
Alat pembakaran sampah itu berbentuk persegi panjang kotak dengan cerobong asap di bagian belakang yang menjulur ke atas. Kotak seukuran 2x1 meter itu dibagi menjadi dua tingkat.
Tingkat pertama berguna sebagai perapian dan di bagian atasnya untuk memasukkan sampah yang dibakar. Kapasitas alat itu diklaim mencapai 1,5 sampai 2 ton per hari.
“Alat ini dapat mengurangi sampah residu sampai 2 ton per hari,” ucapnya.
Dadang Suryana selaku perancang alat tersebut menambahkan, ia terinspirasi dari mesin pabrik tebu saat membuat alat itu. Alat ini hanya menggunakan sampah untuk membakar sampah sehingga tidak membutuhkan listrik maupun bahan bakar lainnya.
"Direkomendasikan bahwa sampah yang dibakar benar-benar sampah residu dan harus ditekan lebih dulu sebelum dibakar guna mengurangi kadar airnya. Soalnya kalau kadar airnya masih tinggi akan menimbulkan asap hitam pekat," kata dia.