KRjogja.com - YOGYA - Jajanan berupa aci dicolok atau cilok saat ini cukup digemari masyarakat, terutama kalangan anak sekolah hingga orang dewasa. Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo pun berpesan agar ketika jajan cilok maka harus diimbangi makanan mengandung banyak protein.
Pesan wali kota tersebut disampaikan usai menerima paparan hasil pengawasan keamanan pangan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogya di rumah dinasnya pada Rabu (4/6) petang.
Baca Juga: Tebing Beton Tahan Getar Segera Dibangun, Longsoran Sungai di Bancar dan Wirasaba Tertangani
Menurut Hasto, Pemkot Yogya saat ini tengah gencar melakukan langkah antisipasi pencegahan maupun penanganan masalah tumbuh kembang anak atau stunting.
"Setelah diperiksa, kandungan cilok ternyata didominasi oleh karbohidrat. Sementara kandungan proteinnya sangat kecil sekali, sangat jauh dari kebutuhan. Ini yang harus diimbangi," ungkapnya.
Oleh karena itu ketika jajan cilok maka harus diikuti dengan konsumsi makanan berprotein sebagai lauknya. Protein yang paling baik ialah yang dihasilkan oleh hewani, terutama telur dan ikan. Kedua jenis makanan itu lantaran mengandung omega 3 dan DHA yang dibutuhkan untuk menstimulus kecerdasan otak.
Baca Juga: Penyebab Banjir dan Pencemaran, Pemerintah Desa dan Kelurahan Wajib Bantu Bersihkan Aliran Sungai
Pasalnya ketika hanya makan cilok tanpa ada lauk pendamping maka hanya akan sia-sia.
"Setelah makan cilok mungkin akan merasa kenyang karena karbohidratnya memang tinggi. Tetapi jangan sampai proteinnya ditinggalkan. Ibarat kalau kita makan nasi pasti mencari lauk sebagai pendamping. Makan cilok seharusnya juga ada lauk pendamping supaya ada gizinya," imbuhnya.
Kendati demikian, Hasto juga mengimbau setelah makan cilok agar tidak lantas minum teh karena akan mengganggu proses pencernaan. Di samping itu saus yang kerap digunakan dalam cilok tetap perlu diperhatikan.
Hal ini karena jika sausnya tidak higienis dan wadahnya tidak steril bisa berimbas pada masalah kesehatan. Untuk itu dirinya berharap ada penelitian lanjutan terhadap komposisi dan kandungan saus pada cilok.
"Sekarang mungkin yang diperiksa adalah cilok. Ke depan jajanan lain yang banyak digemari juga harus dikaji. Termasuk sausnya yang menjadi pelengkap jajanan. Kami tidak melarang penjualan cilok tetapi kami akan terus mengedukasi agar apa yang dikonsumsi anak-anak kita itu memiliki kandungan protein yang dibutuhkan sesuai perkembangannya," paparnya.
Dirinya juga mengusulkan supaya ada jajanan bergizi yang mampu digemari oleh anak sekolah. Seperti lumpia yang di dalamnya berisi aneka sayuran, ikan dan telur namun dibuat ukuran mini agar anak tertarik. Begitu pula seperti arem-arem yang berisi nasi dengan beragam sayur di dalamnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogya Sukidi, memaparkan dalam penelitiannya terhadap cilok pihaknya mengambil sampel dari 21 SD negeri Kota Yogya.