Contoh Nyata: Dari Stunting hingga Ekonomi Lokal
Sejumlah inovasi daerah sudah mulai tampak, seperti riset teknologi pangan untuk penanganan stunting serta pengembangan gerakan ekonomi lokal “Bela dan Beli Kulonprogo”.
“Riset bukan sesuatu yang jauh dari rakyat. Justru dari riset-lah lahir solusi yang menyentuh kebutuhan masyarakat secara langsung,” ujar Sri Nuryati.
Sementara itu, Andi Sandi Ant TT menambahkan bahwa kunci efektivitas riset adalah optimalisasi dan integrasi data lintas lembaga.
Baca Juga: Riset Inovasi Program MBG, Membaca Jejak Cerdas di Otak Anak Yogyakarta
“Riset yang baik harus solutif, bisa dijalankan, dan memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat,” tegasnya.
DIY Menuju Daerah Berbasis Riset
Bagi Eko Suwanto, arah besar dari Raperda ini jelas: membangun DIY dari riset, bukan dari rutinitas birokrasi.
Ia menegaskan, ketika riset menjadi dasar perencanaan, maka setiap kebijakan akan lebih tepat sasaran — mulai dari pengentasan kemiskinan, pendidikan, hingga pembangunan ekonomi kreatif.
Baca Juga: Rektor UI: Ranah Etika Tidak Bisa Masuk Perdata
“Kita punya potensi luar biasa di DIY. Kalau risetnya kuat, datanya valid, dan kolaborasinya jalan, maka arah kebijakan pun jelas: menuju masyarakat yang lebih sejahtera,” pungkas Eko.
Kolaborasi Jadi Kunci
Raperda Riset, Invensi, dan Inovasi Daerah ini diharapkan segera rampung dan menjadi payung hukum yang memperkuat sinergi antara BRIN, BRIDA, kampus, industri, dan pemerintah daerah.
Dengan langkah ini, DIY berpeluang besar menjadi model daerah berbasis riset di Indonesia, tempat di mana kebijakan tidak lagi lahir dari kebiasaan, melainkan dari pengetahuan. (*)