Unifah mencermati, Kurikulum Merdeka sepertinya indah dituliskan, diwacanakan daripada dilaksanakan, diaplikasikan. "PGRI ingin tidak ada lagi dikotomi sekolah negeri dan swasta. Kurikulum-kurikulum apapun pada saatnya ada titik kejenuhan. Baik negeri maupun swasta yang penting, siapa yang inovatif dan responsiflah yang mendapatkan kepercayaan masyarakat," ucapnya.
Sedangkan Dr Ir Paiman MP secara singkat mengatakan, dalam forum ini UPY dipercaya sebagai tuan
rumah. "Para pimpinan dan Badan Penyelenggara PT PGRI berkumpul merespons dinamika mengelola PT
PGRI," ucapnya.
Dari forum ini saling membantu untuk menjadi besar bersama, kalau ada kekurangan
saling mengisi. Misalnya melakukan pertukaran mahasiswa, dosen, penelitian bersama. Selain itu, PT PGRI melakukan kerja sama dalam negeri maupun luar negeri. "Intinya PGRI ingin menjadi perguruan tinggi yang hebat; besar di seluruh Indonesia, seperti perguruan tinggi lainnya," ucapnya.
Hal senada disampaikan Armansyah Prasakti SH SPn MH, selaku Ketua Pengurus Yayasan Pembina UPY.
"Sebagai Ketua Yayasan, kami bangga diberi kepercayaan Ketua Umum PGRI, Prof Unifah sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan forum ini diikuti saudara-saudara PGRI dari Sabang - Merauke, setelah pandemi Covid-19," katanya.
Dikatakan, PGRI suatu wadah bersama-sama pemerintah mencerdaskan bangsa. "Semoga forum PGRI ini menghasilkan suatu hal yang bisa membantu organisasi secara nasional maupun internasional," tandasnya. (Jay)