Pada “Kobra Jaya†milik Mas Nur ini, biasanya daging ular diolah menjadi rica-rica atau hanya digoreng biasa. Satu kilo daging ular dapat diolah menjadi lima porsi masakan yang dipatok harga Rp 10.000,00 saja. Untuk empedu ular, tidak diperlukan proses pemasakan tertentu, sehingga langsung ditelan atau dicampurkan dalam jamu saja.Â
Satu empedu sebesar ruas jari tangan dijual dengan harga Rp. 40.000,00. Daging ular yang dijual lagi harganya berkisar Rp. 20.000,00 per kilogram. Setiap kilonya berisi sekitar 2-3 ular kobra.
Selain dimanfaatkan untuk konsumsi, kulit ular kobra juga dimanfaatkan sebagai kerajinan tas dan ikat pinggang. Namun, pada saat ini kulit ular kobra tidak laku lagi karena peminatnya berkurang dan harga jualnya rendah. Corak kulit ular kobra yang tidak terlalu bermotif dan hanya berwarna hitam juga kalah saing dengan kulit ular piton yang lebih bermotif dan ukurannya lebih besar.
Dalam menjalankan bisnis “Kobra Jaya,†Mas Nur pada awalnya hanya membutuhkan modal Rp 2,5 juta dengan menjual perhiasan emas. Tenaga kerja yang dibutuhkan pun tidaklah banyak, Mas Nur sanggup melakukan pemotongan sendiri dalam jumlah 100 ekor ular kobra. Jika jumlahnya lebih dari itu, maka ia akan memanggil rekannya untuk membantu.Â
400 Ular Lepas di Rumahnya
Sampai sejauh ini, keuntungan yang diperolehnya mampu digunakan untuk membeli sejumlah tanah, membangun rumah, membeli motor, melunasi hutang, dan keperluan sehari-hari lainnya. Sulit baginya untuk menentukan omset per bulan karena tangkapan liar sangat bergantung pada musim. Setelah musim panen, ular kobra bisa menjapai 200-300 ekor, tetapi jika musim kemarau ular kobra sulit didapatkan.
Sebelum usahanya stabil seperti sekarang, ayah Mas Nur yang memulai bisnis ini sempat berkali-kali tertipu hingga rugi Rp. 30 juta. Banyak pelanggan yang enggan membayar atau mengalami kebangkrutan menjadi penyebabnya. Kesulitan yang sempat dialami dalam menjalankan bisnis tersebut tidak hanya persoalan tertipu saja. Mas Nur seringkali khawatir jika ular-ularnya lepas dan sulit ditemukan. “Kalau saya takut ularnya gak ketemu, jadinya kan rugi,†ujarnya sambil tertawa.Â
Ia justru tidak khawatir jika ularnya lepas dan menggigit orang lain karena menurutnya ular kobra hanya akan menggigit jika terkejut atau sudah sangat terpojok. Sambil sesekali menghisap rokoknya, Mas Nur bercerita bahwa sebanyak 400 ekor ular pernah lepas dan memenuhi seisi rumahnya. (Fatimah Arum Utari/Iqbal Maulana/Tita Meydhalifah)Â