Krjogja.com - Bantul - Acara bertajuk Ruwatan Murwakala Nusantara kembali diselenggarakan di Musium Gerabah Kasongan Bantul, Sabtu (12/8). Acara ini merupakan sebuah tradisi upacara adat budaya masyarakat di Jawa dengan maksud membuang sial dan menyelamatkan dari gangguan tertentu.
Gelaran ruwatan ini merupakan gelaran kedua setelah tahun sebelumnya digelar di Candi Tirto Kasongan. Ruwatan Murwakala Nusantara ini menurut Prof Dr Drs Timbul Raharja MHum selaku panitia ruwatan yang juga budayawan, kegiatan ini adalah kegiatan budaya yang memiliki harapan di masa depan atas peristiwa - peristiwa aura negatif pada diri seseorang maupun dalam bentuk lembaga usaha dan sejenisnya.
Baca Juga: Inilah Makna Siraman dan Simbol Pusaka yang Dimiliki Bantul
Karena itu diharapkan, gelaran ini dapat memberi sugesti keyakinan kepada sukerto, bahwa aura negatif tersebut bisa hilang atas doa-doa yang disampaikan dengan cerita- cerita murwakala kemudian disambung dengan doa- doa dari Ki Dalang. "Kemudian aura negatif di diri mereka dihilangkan melalui siraman yang kemudian semua pakaian yang melekat di badannya harus dilarung ke laut selatan. Setelah itu yang tertinggal hanya aura positif," ungkap Timbul Raharja.
Lebih lanjut dikatakan, ruwatan jika diselenggarakan sendiri biayanya cukup besar. Tetapi jika diselenggarakan mer- sama secara ekonomis bisa sangat menghemat yang beayanya ditanggung bersama.
Menurut Timbul, ruwatan ini merupakan budaya Jawa yang memiliki nilai sakral, sehingga perlu diketahui oleh generasi penerus.
Baca Juga: Saat Duo Djoko Pekik Bertemu dan Ini yang Dikenang
Selaku dalang dalam gelaran ini adalah Dr Kasidi MHum putra dalang Ki Timbul Hadiprayitno. Ki Kasidi merupakan satu- satunya Dalang Ruwatan yang temurun dari Ki Timbul Hadiprayitno. Peserta ruwatan tahun ini ada 15 orang yang berasal dari Sumatra Barat, Jakarta, Bekasi, Depok Jabar, Tegal, Sleman, Kulonprogo dan lainnya. (Jdm)