Krjogja.com - Bantul - Pemda DIY terus berupaya menjalankan desa prener sebagai salah satu skema penumbuhan ekonomi inklusif yang berbasis pemberdayaan kelompok ekonomi produktif yang beberapa tahun ini. Desa Prener merupakan pendekatan pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat desa untuk menumbuhkembangkan spirit wirausaha.
Terdapat sekurangnya 110 desa prener yang tersebar pada wilayah DIY. Lokasinya mencakup wilayah-wilayah perdesaan maupun perkampungan kumuh di perkotaan. Desa- desa prener tersebut menjadi fokus penanganan Dinas Koperasi (Dinkop) UKM DIY.
Kepala Bidang Kewirausahaan Diskop UKM DIY Wisnu Hermawan mengasumsikan warga yang berpotensi sudah menjalankan usaha ekonomi lokal diajak membangun basis ekonomi produktif skala perdesaan dalam mewujudkan produk unggulan desa. Upaya itu, dilakukan dengan memperhatikan enam aspek.
Baca Juga: KPU Targetkan 100 Persen Coklit di Minggu Ketiga
" Enam aspek tersebut yakni produksi, sumber daya manusia berbasis wirausaha, kelembagaan, literasi keuangan, pemasaran dan ekonomi digital. Harapannya, ekonomi produktif akan tumbuh secara komunal yang digerakkan oleh warga melalui rekayasa sosial dalam menggalakkan spirit wirausaha," tutur Wisnu, Selasa (9/7).
Wisnu mengatakan pendampingan desa prener ini dilaksanakan dengan menggandeng sejumlah expert dari praktisi pendamping UMKM atau akademisi pembangunan perdesaan. Salah satu mitra pendamping desa prener adalah melalui pendekatan Blangkon.
Blangkon adalah platform pendampingan yang memiliki kepanjangan Bermuatan lokal, Bersaing global, Berbasis komunal. Pendekatan tersebut dipilih dengan pertimbangan memiliki konsep pemberdayaan desa yang menguatkan spirit enterprener secara berkelanjutan.
Baca Juga: Piala Eropa 2024. Lamine Yamal Cetak Sejarah, Spanyol Kembali ke Tempat Semestinya
"Desa-desa prener juga sebagian diantaranya berkolaborasi dengan skema pemberdayaan desa lainnya, seperti desa budaya, desa wisata, desa prima, desa tangguh bencana, desa maritime, atau desa mandiri pangan. Melalui skema kolaborasi pemberdayaan, penanganan problem social ekonomi di desa semakin cepat tertangani melalui pendekatan lintas sektoral," jelasnya.
Salah satu lokasi yang potensial itu adalah Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kab. Bantul. Pada 8 hingga 10 Juli 2024 dilakukan pelatihan desa prener model blangkon tahap pengembangan di Destinasi Wisata Gerbang Banyu Langit.
Kegiatan yang berlokasi di destinasi wisata pinggir Sungai Opak ini sekaligus mencoba menjawab persoalan dalam mengelola sentra wisata yang sekarang terkesan stagnan dalam perkembangannya. Melalui pemberdayaan pelaku UMKM yang tergabung dalam komunitas desa prener, diharapkan produk-produk peserta pelatihan bisa di up grade sehingga disukai pasar dan berjalan berkelanjutan.
Baca Juga: 5,1 Juta Batang Rokok dan Obat Ilegal Dimusnahkan
Wisnu menyatakan para pelaku atau peserta pelatihan desa prener diharapkan dapat meningkatkan kapasitas usaha dan juga kualitas produknya. Mengingat potensi wilayah Kalurahan Srimulyo yang sangat potensial karena seringkali dijadikan kunjungan studi banding atau wisata yang cukup banyak.
" Pelaku-pelaku lokal harus bisa memanfaatkan potensi ini dengan optimal. Produk-produk yang disukai wisatawan harus dipahami sebagai bagian awal dari survei pasar dan pengembangan produk lokal yang potensial,' ujarnya.
Konseptor Pendampingan Model Blangkon, Imam Syafii menyampaikan pelatihan tahun ini merupakan pelatihan tahun kedua yang diharapkan akan menguatkan kelembagaan usaha desa prener di Kalurahan Srimulyo melalui penekanan aspek literasi keuangan dan jejaring pemasaran. Para pelaku pelatihan yang sebagian besar diikuti kaum ibu-ibu ini adalah wirausaha tangguh yang memang dipersiapkan menjadi mitra pengembangan usaha pada skala kelurahan dalam pengembangan ekonomi produktif desa prener.