KRJogja.com - BANTUL - Kita sadar bahwa pengelolaan sampah yang selama ini terjebak dalam paradigma kumpul-angkut- buang telah membuat Tempat Pemrosesan Akhir (TPA ) menjadi penuh sesak sebelum waktunya.
Bukan sekedar penuh, tapi juga berdampak buruk bagi lingkungan. Karena kini sudah saatnya beralih dari pola lama ke paradigma baru, yaitu pola sirkulasi yang cerdas dan berkelanjutan.
Hal disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan HB X dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda DIY Drs Beny Suharsono MSi pada acara Pencanangan kolaborasi pengelolaan sampah sekaligus memperingati Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2025 tingkat DIY, di ITF Bawuran Pleret Bantul, Selasa (11/3), dengan mengambil tema Kolaborasi Untuk DIY Bersih.
Karena itu Sri Sultan HB X mengajak untuk menjadikan Hari Peduli Sampah Nasional 2025 bukan sekedar peringatan tahunan, melainkan menjadi titik awal perubahan nyata menuju DIY yang bersih , sehat dan lestari.
"Mari kita tanamkan semangat 'eco- lifestyle' dalam keseharian agar warisan bumi yang lebih baik dapat kita serahkan kepada generasi mendatang," ungkap Sultan.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY Kusno Wibowo ST MSi mengatakan, penyelenggaraan kegiatan ini untuk meneguhkan komitmen bersama dalam melaksanakan kebijakan Transformasi Pengelolaan Sampah di DIY dan menyuntikkan energi positif untuk melanjutkan serta mengembangkan hal tersebut menuju yang lebih baik.
Sedangkan Bupati Bantul , H Abdul Halim Muslih menuturkan, ITF Bawuran merupakan salah satu upaya Pemkab Bantul dalam menyelesaikan permasalahan sampah.
"Dengan dimulai pengoperasian ITF Bawuran ini, ditarget tahun 2025 ini persoalan sampah , utamanya di Bantul harus selesai. ITF ini telah memperoleh izin dari Dinas Lingkungan Hidup ( DLH ) untuk membakar 50 ton sampah berupa residu setiap harinya. Sebanyak itu merupakan 15 persen dari total sampah harian di Bantul yang mencapai 330 ton setiap hari.
Menurut Halim, nantinya sampah yang masuk ke ITF Bawuran lebih dulu akan dipilah menggunakan transfer conveyor, sebelum residu dimusnahkan lewat insinerator.
"Dengan cara ini , kami berharap dapat mempercepat target Bantul bebas sampah 2025, sekaligus mendukung pengelolaan sampah DIY dengan memanfaatkan sisa kapasitas ITF Bawuran untuk menerima sampah luar Bantul," jelas Halim.
Selain membangun infrastruktur pengelolaan sampah , Pemkab Bantul juga berupaya mengubah budaya masyarakat , agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. (Jdm )