Mensos Ajak Siswa Sekolah Rakyat di DIY Disiplin Demi Masa Depan: Jangan Pernah Merasa Kecil, Kalian Bisa Jadi Pemimpin

Photo Author
- Rabu, 16 Juli 2025 | 21:10 WIB
Gus Ipul saat berbincang dengan siswa di Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul DIY (Harminanto)
Gus Ipul saat berbincang dengan siswa di Sekolah Rakyat Menengah Atas 19 Bantul DIY (Harminanto)

Krjogja.com - BANTUL - Menteri Sosial Republik Indonesia, Syaifullah Yusuf, mengunjungi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 19 Bantul, DIY, Rabu (16/7/2025) malam sebagai bagian dari kunjungannya ke sejumlah Sekolah Rakyat di Indonesia. Dalam kunjungan tersebut, Mensos menyampaikan pesan kuat dan menyentuh kepada para siswa bahwa disiplin adalah kunci untuk mengubah masa depan.

"Anak-anakku semua, jangan pernah merasa kecil. Meski kalian berasal dari keluarga yang sedang berjuang, bukan berarti masa depan kalian suram. Kuncinya hanya satu: disiplin. Jalani sekolah ini dengan sungguh-sungguh, dan kalian bisa jadi pemimpin di masa depan," ungkap Gus Ipul.

Baca Juga: Penurunan Suku Bunga BI Dinilai Mampu Dongkrak Investasi

SRMA 19 Bantul menjadi tempat belajar bagi 200 siswa dari keluarga tidak mampu di DIY. Di sekolah ini, mereka tidak hanya mendapat pendidikan akademik, tapi juga nilai-nilai kehidupan, semangat pantang menyerah juga pendidikan karakter serta agama.

Ada dua siswa non Muslim yakni satu Katolik dan satu Hindu di sekolah ini. Mensos menekankan bahwa sekolah harus menjadi tempat yang aman dan membentuk karakter yang kuat serta dengan tegas menolak segala bentuk kekerasan dan perundungan.

"Tidak boleh ada bullying, tidak boleh ada kekerasan, baik fisik maupun seksual. Kalau kalian melihat atau mengalami, laporkan. Sekolah ini milik kalian semua, dan kita jaga bersama. Tidak boleh ada intoleransi, kita semua saudara," tegasnya.

Baca Juga: Perjuangan Tim 9 Garuda Plus Berbuah Manis, 17 Oktober Ditetapkan sebagai Hari Kebudayaan Nasional

Kunjungan ini juga membuka mata terhadap perjuangan para siswa. Salah satunya adalah seorang anak yang selama ini tinggal bersama ibunya yang kini tak bisa lagi bekerja setelah operasi tulang.

Sang ayah telah meninggalkan mereka sejak ia lahir, dan dua kakaknya harus putus sekolah sejak SD. Kini, ia tinggal di rumah peninggalan sang kakek dan nasibnya tergantung pada sang kakak.

"Saya ingin tetap sekolah agar bisa mengubah hidup keluarga saya," kata siswi asal Pleret Bantul tersebut dengan mata berbinar.

Siswa lain memilih masuk ke Sekolah Rakyat karena merasa tak betah di rumah akibat tekanan hidup. Orang tuanya bekerja sebagai tukang bangunan serabutan dan pemulung, namun tetap menanamkan pentingnya pendidikan.

Meski hidup dalam keterbatasan, banyak siswa SRMA 19 memiliki prestasi luar biasa. Ada yang hafal hingga 16 juz Al-Qur’an, ada pula yang sudah mulai menunjukkan bakat kepemimpinan dan kepedulian sosial.

Mensos mengajak para siswa untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan negara melalui Sekolah Rakyat. Presiden RI, Prabowo Subianto memberikan ruang bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk tetap bisa mengenyam pendidikan layak dan bermartabat.

"Kalau tak bisa sekolah di tempat lain karena biaya, kalian masih punya tempat di sini. SR itu membuat hal yang awalnya tidak mungkin, jadi mungkin. Tapi hanya akan berhasil kalau kalian disiplin, rajin, dan sungguh-sungguh," tandas Gus Ipul.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB
X