bantul

SD Seropan Dlingo Bantul, Sekolah Penggerak Ramah Lingkungan

Senin, 16 Oktober 2023 | 16:23 WIB
Kepala Sekolah Trimaryati bersama tim pendamping dari BPMP bergambar di halaman SD yang banyak ditanami tanaman hias (Foto : Istimewa)

KRjogja.com, BANTUL - Pengolahan sampah menjadi masalah yang belum terpecahkan di DIY. Produksi sampah di DIY tidak diimbangi kemampuan untuk mengolahnya, sehingga menimbulkan kondisi darurat sampah dengan ditandai penutupan sementara TPST Piyungan.

Sekolah diharapkan dapat menstimulasi kesadaran sejak dini untuk mengurangi, mengelola, dan memanfaatkan kembali sampah menjadi barang yang bermanfaat.

SD Seropan, salah satu sekolah penggerak di Kapanewon Dlingo Bantul, melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) berupaya membangun kesadaran melestarikan lingkungan sejak usia dini.

Baca Juga: TelkomGroup Bangun Hyperscale Data Center Gunakan Energi Terbarukan dan Ramah Lingkungan

Hal ini diungkapkan oleh Kepala SD Seropan Trimaryati, Senin (16/10/2023) kepada tim dari BPMP DIY yang berkunjung melaksanakan pendampingan sekolah penggerak.

Pada semester 1, sekolahnya mengambil tema gaya hidup berkelanjutan, dengan topik Cerdik Kelola Sampah Plastik dan Sampahku Tanggunganku.

“Kami memilih tema ini karena sering mendengar keluhan dari penjaga sekolah, dengan banyaknya sampah plastik berserakan di mana-mana”, ujar Trimaryati.

Bahkan sekolah disinyalir menjadi pihak penyumbang terbesar sampah plastik di kawasan desanya.

Baca Juga: Tabrak Bak Truk, Pemotor Meninggal Dunia

Melalui kegiatan projek P5, sekolah mendorong Guru dan Siswa kelas IV mengelola sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomi. Sedangkan Siswa kelas I, mengatasi sampah plastik dengan tanggung jawab membuat ecobrik.

Trimaryati menambahkan, pihaknya belajar mengelola sampah dari ahlinya. “Kami bekerja sama dengan Bank Sampah Kamulyan, Mergangsan, Yogyakarta dan Bank Sampah Gemah Ripah, Badegan, Bantul”, ujarnya.

Dari Bank Sampah Kamulyan, pihaknya belajar cara mengolah plastik menjadi barang bernilai ekonomi. Mulai dari sampah kantong plastik, bungkus kemasan makanan, minuman, sabun, kopi, gelas dan botol air kemasan air minum, kertas bekas, setelah diolah tangan – tangan terampil, dapat menjadi benda yang bermanfaat dan bernilai ekonomi.

Selanjutnya, sisa sampah yang tidak dapat digunakan ditabung di Bank Sampah Gemah Ripah, sehingga dapat diuangkan. Projek yang dilaksanakan SD Seropan bersinergi dengan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah.

Baca Juga: Sekelumit Cerita Yerusalem, Kota Suci Tiga Agama Dengan Sejarah Rumit

Menurut Trimaryati, projek yang dilaksanakan sekolahnya dapat mengurai benang kusut masalah sampah. Manfaat langsung yang tampak adalah lingkungan menjadi bersih, selain itu mengembangkan karakter anak sesuai dimensi Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bernalar Kritis, dan Bergotong Royong.

Halaman:

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB