bantul

Ganjar-Mahfud Makan Siang Sate Klathak Bareng Seniman Jogja di Rumah Butet, Ini yang Dibicarakan

Senin, 11 Maret 2024 | 15:24 WIB
Ganjar-Mahfud ngobrol bersama seniman Jogja di rumah Butet. (Harminanto)


Krjogja.com - BANTUL - Ganjar Pranowo dan Mahfud MD makan siang bersama para seniman Jogja di kediaman Butet Kertaradjasa di Kasihan Bantul, Senin (11/3/2024). Beberapa hal dibicarakan, yang sebagian besar menjawab pertanyaan para seniman terkait langkah selanjutnya pasangan capres nomor urut 03 tersebut ke depan.

Saat memberi sambutan awal, Mahfud mengatakan bahwa ia tak ingin membicarakan politik saat agenda makan siang tersebut. Namun, pertanyaan para seniman ternyata tak jauh dari politik karena mereka menyampaikan harapan Ganjar-Mahfud tetap pada prinsip menjaga demokrasi yang dirasa tak lagi pada jalurnya saat ini.

Butet mengatakan, bahwa ada kekhawatiran bahwa suara-suara darinya dan para seniman dinilai sebagai residu politik akibat pemilu 2024 yang harus dibereskan. Ketakutan untuk bersuara diakui Butet muncul karena adanya arahan pemimpin negara untuk mengatasi residu tersebut.

Baca Juga: Warga Demo, Aktivitas Pembangunan di Kebun Teh Kemuning Dihentikan

"Kami ini dinilai sebagai residu politik dan bagaimana kepala negara sudah meminta instansi negara membereskan. Ini menimbulkan ketakutan bagi kami sipil. Kami meminta Pak Ganjar dan Pak Mahfud untuk tetap bersama kami, bersandar pada konstitusi dan meyakini hal itu sebagai sebuah kebenaran," ungkap Butet.

Mahfud MD menceritakan ikhwal pertemuannya bersama Megawati Soerkarnoputri dan 16 tokoh masyarakat beberapa waktu lalu. Ia mengungkap cerita Prof Sulistyawati yang menangis karena sedih Indonesia porak poranda demokrasinya karena penguasa saat ini.

"Prof Sulistyawati bicara sambil menangis, sedih karena Indonesia porak poranda. Indonesia yang kita bangun dengan baik, reformasi berjalan 24 tahun ternyata berkeping-keping. Mereka minta kami memimpin gerakan memperbaiki, mereparasi demokrasi. Kalau dibiarkan kata Bu Sulistyawati untuk jadi pemimpin, maka harus dekat dengan penguasa, jadi penguasa atau punya uang dulu. Akan terjadi begitu dan rusak itu Indonesia. Jangan sampai hal ini berlanjut," ungkap Mahfud menceritakan pada para seniman.

Mahfud juga mengungkap alasan saat ini memilih tak banyak berucap terkait gerakan hak angket atau gugatan ke Mahkamah Konstitusi, karena menjadi prinsipal sebagai capres-cawapres dalam kontestasi. Namun seperti apa yang disampaikan Megawati saat bertemu para tokoh untuk tetap meneruskan hak angket dan gugatan ke MK, Mahfud juga mengamini langkah tersebut.

Baca Juga: UMKM DIY Gaspol Naik Kelas!

"Bu Mega itu mau (memimpin gerakan) tapi belum saatnya karena perkembangan politik dinamis. Bu Mega menganggap angket dan MK langsung jalan saja tapi Bu Mega belum merasa perlu (memimpin). Bu Mega masih menanti dan melihat situasi. Angket itu urusan teknis legislatif. Bu Mega menunggu saat yang tepat," ungkap Mahfud.

Sementara Ganjar Pranowo, menyampaikan masih akan menanti 20 Maret saat KPU mengumumkan hasik pemilu. Ia memilih mengikuti aturan perundangan yang berlaku sambil terus bekerja menggali data-data terkait hal-hal tak baik dalam pemilu.

"Sekarang sampai tanggal 20, kami bekerja melihat perkembangan sampai pengumuman. Kalau kita lihat dunia internasional sudah mengucapkan selamat. Undang-undang kita menyatakan tanggal 20. Kami mencoba ikuti aturan itu. Kita tunggu tanggal 20 sambil kita bekerja mendapat masukan, juga semua kan terlihat di media juga," sambung Ganjar.

Dalam momen tersebut, Ganjar juga menyatakan tetap akan pada posisi yang disampaikan sebelumnya untuk berdiri mengontrol jalannya pemerintahan dan demokrasi Indonesia dari posisi yang seharusnya. Namun saat ini ia memilih menanti pengumuman secara resmi dan proses yang ditempuh setelah itu, sebab masih menjadi pihak prinsipal.

"Di sisi lain kontrol penting, agar demokrasi bisa berjalan kembali. Tapi kami sepakat kalau kami yang menyampaikan, dinilai berkepentingan. Makin hari banyak kawan datang menyampaikan pendapat. Kami tetap pada jalur, kami akan tetap berdiri dan melawan. Kita harus kontrol pemerintahan berjalan dengan baik," tandas Ganjar.

Baca Juga: Gegana Satbrimob Polda DIY Memeriksa Lokasi Ledakan Mercon

Halaman:

Tags

Terkini

Gelar Budaya 2025 di SMA N 1 Pundong

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:30 WIB

Decimal Fest 2025, Jembatan Bank BPD DIY Raih Gen Z

Minggu, 14 Desember 2025 | 06:42 WIB

3.393 PPPK Paruh Waktu di Bantul Dilantik

Jumat, 12 Desember 2025 | 14:00 WIB