Ibu beranak tiga yang menempati rumah berlantai tanah dan dinding dari anyaman bambu ini,bersama suami dan orang tuanya dalam satu hari paling tidak dibutuhkan 1,5 kilogram beras untuk dimasak.Â
Akibat musim kemarau, Warsem yang selama ini mengandalkan padi gogo tidak bisa tanam, sehingga harus menanam singkong yang dijadikan nasi oyek. Sementara penghasilan, Misdar suaminya yang berprofesi sebagai penderes nira berkisar Rp 20 ribu perhari,sehingga tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Kondisi itu diperparah dengan produksi nira kelapa menurun dampak musim kemarau.
Untuk memenuhi makan sehari hari maka warga makan nasi oyek biasanya di makan pada siang hari. Untuk sarapan dan makan malam, keluarganya berusaha untuk menanak nasi. Sebenarnya ada setiap warga miskin mendapatkan jatah 10 kilogram beras sejahtra setiap bulan, namun karena tetangganya yang berada di Dusun Wanarata hampir semuanya kurang mampu, akhirnya penerima sepakat beras tersebut di bagi rata. Sehingga ada warga yang menerima 6 kilogram beras.(Dri)