PRODUKSI gula kristal dari Desa Semedo Pakuncen Banyumas mulai kini dikenal. Sebanyak 835 petani yang sebelumnya menggeluti produksi gula jawa cetak kini beralih menjadi pembuat gula kristal. Bahkan produk gula kristal Desa Semedo ini mampu menembus pasar Eropa dan Amerika.
"Kehidupan ekonomi kami mulai berubah, ketika beralih dari membuat gula jawa cetak menjadi gula kristal berkualitas ekspor,"kata Warsito (46) petani gula kristal saat dihubung Rabu (28/02/2018).
Menurutnya perubahan itu dirasakan, setelah ada perbedaan harga yang dihasilkan cukup mencolok. Ia mencontohkan harga gula jawa cetak harganya Rp 10.000 per kilogram, sedang harga gula kristal Rp 16.500 per kilogram.
Perubahan penghasilan inilah yang merubah petani gula kristal lebih sejahtra dibanding saat menjadi petani gula jawa cetak atau biasa. Perubahan itu dirasakan sejak tahun 2011 setelah mendapat bimbingan dari salah satu perusahan ekspor gula kristal di Banyumas untuk merubah dari gula jawa cetak menjadi gula kristal.
Meski pada awalnya butuh proses penyusaian, dari proses pengambilan nira, yang harus bebas bakteri, hingga proses pembuatan yang hygine dan bersih, sebagai jaminan kualitas. "Gula kristal harus barcode, dan dijamin hygine, dan bersih, karena itu bagian dari permintaan konsumen di Amerika dan Eropa,"kata Hadi Sucipto pengurus paguyuban petani gula kristal yang sekaligus menjadi Internal Control Service (ICS) yang ditunjuk pihak perusahaan pengekspor.
Dalam seharinya setidaknya petani gula kristal di Desa Semedo bisa menghasilkan 4 ton gula kristal. Melihat peredaran uang yang cukup banyak yang tiap petani minimal sehari bisa mendapat penghasilan hampir Rp 200.000 hingga Rp 300.000 sesuai gula kristal yang dihasilkan sehari minimal 10 kg hingga 40 kg.
Melihat geliat ekonomi yang tumbuh itu, BRI Cabang Ajibarang yang memiliki wilayah kerjanya sampai Desa Semedo memberikan modal melalui kridit usaha rakyat yang dikhususkan kepada usaha mikro kecil menengah. "Setidaknya ada 700 petani gula kristal yang menjadi nasabah BRI Cabang Ajibarang," kata Kepala Pimpinan Bank BRI Cabang Ajibarang, Rohadi Kristianto.
Ia menjelaskan pada tahun ini kredit yang sudah disalurkan untuk UMKM mencapai Rp 1,5 triliun dari kredit sebanyak itu, 40 hingga 50 persennya adalah kredit KUR. Petani juga mulai dididik beralih menggunakan uang elektronik, e-money sehingga petani tidak begitu ribet saat transaksi dan tidak perlu membawa uang tunai. (Driyanto)