PURBALINGGA, KRJOGJA.com - Wajah Syahroni (82) dan Watini (62) tampak sumringah. Warga Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga yang sudah hidup bersama selama 49 tahun itu, Rabu (25/10/2017) resmi menjadi pasangan suami-istri (pasutri).
“Kami sudah hidup berdua sejak tahun 1968 tapi belum memiliki surat nikah resmi. Hari ini kami sudah resmi menjadi suami istri yang diakui negara†tutur Syahroni terharu.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dipendukcapil) Purbalingga Rusmo Purnomo menuturkan, Pemkab bekerja sama dengan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Purbalingga melakukan isbat nikah terhadap 189 pasangan. Kegiatan itu dilaksanakan di Gedung Srikandi dan kompleks Pendapa Dipokusumo, Rabu siang (25/10/2017).
“Mereka yang dinikahkan merupakan pasangan yang mengaku sudah menikah tapi belum tercatat di KUA," tuturnya.
Sebagian besar peserta isbat nikah sudah berusia lanjut dan memiliki anak dan cucu. Penelusuran yang dilakukan Dipendukcapil menunjukkan mereka hanya nikah siri dan karenanya tidak menerima akta nikah. Walhasil, secara hukum negara mereka dianggap belum sah menjadi suami istri. “Rata-rata mereka adalah warga miskin yang tinggal di pelosok pedesaan," ujarnya.
Rusmo mensinyalir masih ada ratusan pasangan suami istri yang sudah menikah dan memiliki keturunan, tidak memiliki akta nikah. Salah satu penyebabnya, saat melaksanakan pernikahan mereka tidak diberi akta nikah dan tidak tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA).
"Hal ini berdampak pada anak-anak yang lahir. Dalam dokumen kependudukan, anak tersebut tercatat sebagai anak seorang ibu tanpa ayah," ujar Rusmo.
Setelah dinikahkan, 189 pasangan tersebut mendapatkan surat penetapan dari Pengadilan Agama. Mereka juga mendapatkan buku akta nikah dari KUA, Akta Kelahiran dan Kartu Keluarga. "Sidang Isbat dilaksanakan oleh lima orang hakim dari Pengadilan Agama," katanya. (Rus)
