Tradisi ' Gandulan' di lereng Gunung Slamet Jawa Tengah tidak diketahui siapa yang mengawali dan kapan awal mula dilakukan. Masyarakat hanya tahu tradisi 'Gandulan' dilakukan secara turun temurun oleh leluhur kepada warga Banyumas yang tinggal di sekitar Gunung Slamet .
Saat ini tradisi Gandulan tidak dilakukan oleh semua warga. Warga yang masih melakukan tradisi gandulan diantaranya penduduk desa Kemutug Kidul,Kemutug Lor, Karangsalam, Karangmangu, Kotayasa, Rempoah.
Bahkan ada penduduk desa yang sebenarnya masih dalam jarak aman melakukan tradisi gandulan yaitu grumbul Watumas. Grumbul Watumas terletak 25 kilometer dari puncak Gunung Slamet.
" Bagi sebagian masyarakat tradisi gandulan dianggap tidak relevan lagi. Tradisi gandulan dirasa tidak rasional dan mengada-ada," kata Sunar Budiyanto Kepala Urusan (Kaur) Pemerintahan Desa Kedungmalang yang memimpin doa ritual Gandulan.
Maka tidak heran jika tradisi gandulan mulai ditinggalkan. Bahkan generasi muda saat ini banyak yang tidak paham tradisi gandulan. Padahal jika ditilik lebih dalam tradisi gandulan merupakan bagian kearifan lokal yang diturunkan para leluhur dalam menyikapi akan terjadinya bencana khususnya letusan Gunung Slamet.
Melalui tradisi gandulan masyarakat dikondisikan selalu waspada menyikapi kondisi Gunung Slamet yang tidak bersahabat. Masyarakat membiasakan diri untuk dapat bertahan dalam kondisi bencana jika itu terjadi.
Diharapakan dengan membiasakan diri mengkonsumsi sayur berbahan pepaya muda dan daunnya warga tidak akan kaget untuk hidup dalam kondisi keprihatinan.
Sebagaimana kita ketahui pohon pepaya mudah didapat dan berharga relatif murah bahkan di desa tidak perlu membeli. Pepaya merupakan buah dengan tingkat nutrisi yang tinggi sehingga dengan mengkonsumsi sayur gandul atau pepaya warga akan mempunyai stamina yang cukup saat menghadapi bencana.
Sementara itu kata gandul sebagaimana telah disebutkan di atas mempunyai makna sebagi doa agar status Gunung Slamet yang waspada aman tetap nggandul atau menggantung tidak meningkat menjadi kondisi yang membahayakan.
Baca Juga: Awas! Hampir Setahun Jalan, Perlintasan Sebidang Kereta Api Catatkan 16 Kecelakaan
Seperti disampaikan sebelumnya, warga Banyumas, Jawa Tengah, terutama yang berada di selatan lereng Gunung Slamet beberapa waktu lalu menggelar doa bersama atau tradisi " Gandulan". Tradisi ' Gandulan' dilakukan setelah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Slamet dari level normal menjadi level waspada sejak Kamis (19/10/2023) pukul 08.00 WIB.
Tradisi 'Gandulan' adalah tradisi yang dilakukan warga yang berharap Gunung Slamet tidak meletus besar dan menebar bencana.
Sukinah (50) warta RT 01, RW 02, Desa Kedungmalang, menambahkan tradisi doa bersama ' Gandulan' merupakan inisiatif warga. Sehingga makanan yang disediakan seperti oseng gandul, nasi, dan menu makanan lain hasil swadaya warga. " Ini murni inisiatif warga untuk doa bersama menjaga keselamatan dari bencana," ungkapnya.(Dri)