Krjogja.com - PURBALINGGA – Survey yang dilakukan oleh Navigator Research Strategic menunjukkan 51 persen responden di Purbalingga lebih mengutamakan visi misi dan program pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati untuk menentukan pilihannya pada pemilihan bupati (Pilbup) Purbalingga 2024. Alih-alih politik uang, responden yang mengutamakan figur paslon juga lebih banya, yakni 42 persen. Disusul factor partai politik yang mencalonkan 5,8 persen.
“Nah yang terpengaruh politik uang hanya 1,3 persen, ” tutur Direktur Navigator Research Strategic, Novita Sari pada keterangan pers di Gedung Andrawina kompleks Owabong Purbalingga, Selasa petang(19/11/2024).
Dari survey itu pula, lanjut perempuan yang akrab disapa Nori itu, 32 persen preferensi pemilih mengharapkan program kepala daerah yang mampu menciptakan lapangan kerja. Sedangkan yang mengharap perbaikan infrastruktur jalan 21,5 persen, harga bahan pangan terjangkau 19,8 persen, pengadaan pupuk yang mudah dan harganya terjangkau 6.5 persen dan bantuan sosial tepat sasaran 13.0 persen.
“Sedangkan program lain seperti pendampingan dan pemberian modal UMKM, pembangunan saluran irigasi pertanian, perbaikan infrastruktur lampu penerangan jalan, peningkatan kualitas Pendidikan dan lainnya hanya dibawah 10 persen,” ujarnya.
Mengenai sifat atau kriteria kepala daerah, preferensi pemilih paling besar pada sifat peduli atau merakyat yang mencapai 53,5 persen. Disusul jujur dan berintegritas (19 persen), berpengalaman (13.3 persen), bijaksana dan berwibawa (6,5 persen).
“Kriteria bersih dari korupsi, kemampuan ekonomi, faktor usia, tegas, alim, menarik dibawah masing-masing 5 persen,” ujar Nori.
Tatap muka kandidat dengan calon pemilih juga menjadi metoda kampanye yang paling ampuh dan diakui 70,5 persen responden. Disusul media sosial pada angka 19,3 persen, dan media mainstream (Koran, televisi) 5,8 persen.
Survey NRS juga menyasar kampanye hitam dalam adu narasi yang marak di media sosial. 48,5 persen responden mengetahui adanya kampanye hitam. Tapia hanya 15,3 persen yang terpengaruh.
“33,3 persen mengaku tidak terpengaruh. Dan yang tidak menjawab atau tidak tahu 51,5 persen,” ujar Nori.
Terkait persaingan paslon Dyah Hayuning Pratiwi – Mahendra Farizal (Tiwi-Hendra) dan paslon Fahmi Muhammad Hanif –Dimas Prasetyahani (Fahmi-Dimas) merebut hati pemilih, survey oleh NRS menunjukkan elektabilitas paslon Tiwi-Hendra masih leading. Survey yang dilakukan pada tanggal 21 hingga 25 Oktober 2024 menempatkan elektabilitas Tiwi-Hendra pada angka 56 persen. Pada survey kedua tanggal 12 hingga 15 November 2024, angkanya naik menjadi 57 persen. Sementara elektabilitas pasangan Fahmi-Dimas 37 persen pada survey pertama dan meningkat menjadi 37,3 persen pada survey kedua.
Baca Juga: SMA N 1 Jetis Punya Potensi Menjanjikan
Menurut Nori, tagline kampanye wonge dewek, wis genah tur pengalaman paslon nomor urut 1 itu lebih disukai Masyarakat. Survey NRS menggunakan metode stratified multistage random sampling. Tidak kurang 400 sampel dari seluruh kecamatan di Kabupaten Purbalingga yang terdistribusi secara proporsional diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Dengan margin of error kurang lebih 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi atau menghubungi responden terpilih (spot check).“Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti,” ujar Nori. (Rus)