BANYUMAS, KRJOGJA.com - Ratusan warga Dusun Wanarata, Desa Kalitapen, Purwojati, Banyumas, hampir tiga bulan terpaksa makan nasi oyek. Mereka makan nasi oyek yang terbuat dari singgkong, setelah lahan pertanianya tidak ditanami padi gogo akibat musim kemarau. Sehingga tidak memiliki stok beras untuk dimakan. Sebagai peganti beras mereka makan nasi oyek.Â
Kepal Dusun (Kadus) Wanarata, Desa Kalitapen, Karto, Selasa (31/7/2018) menjelaskan wilayahnya terdapat 450 Kepala Keluarga, atau 2000 jiwa. "Sejak musim kemarau ini 50 persen warganya, terpaksa memakan nasi oyek," kata Karto.Â
Menurutnya kondisi itu terjadi akibat warganya yang sebagian besar petani, dan buruh serabutan tidak bisa bercocok tanam padi gogo di lahan tadah hujan, akibat musim kemarau. Selain itu, mata pencaharian warga Wanarata, bekerja sebagai buruh serabutan sehingga tidak mampu  untuk membeli beras.
Karto, menambahkan kebiasaan makan nasi oyek dilakukan oleh separo warganya setiap musim kemarau tiba. "Biasanya makan nasi oyek sekali dalam sehari. Ada juga yang orang tuanya makan oyek, tapi untuk anak- anak mereka diusahakan tetap makan nasi. Biar irit- irit, karena harga beras di sini antara Rp 8 ribu- Rp 10 ribu perkilogram,†ungkap Karto.
Untuk mempersiapkan makan nasi oyek, saat musim kemarau tiba, warga Wanarata sudah menanam singkong atau menyimpan singkong kering. Kemudian saat akan dimakan nasi oyek sudah siap. Penanaman singkong dilakukan pada lahan milik warga dan ada menanam di tanah milik Perhutan dengan cara tumpang sari. Â
Warsem (60) warga RT 3 WT 7Â Dusun Wanarata Desa Kalitapen, mengungkapkan untuk menyiapkan makan nasi oyek, ia setiap hari menjemur singkong untuk dijadikan oyek.Warga menjemur singkong atau ketela dengan menggunakan nampan bambu bulat diatap rumah, dan sebagian di halaman rumahnya.
Warsem, mengaku sudah tiga bulan sejak musim kemarau ia bersama keluarganya harus makan nasik oyek sebagai bahan makanan, penyeling nasi guna memenuhi kebutuhan makan keluarganya.Mereka makan nasi oyek, terpaksa dilakukan, akibat menipisnya persedian beras dan tidak memiliki cukup uang untuk membeli beras.