KRjogja.com - SLEMAN - Dunia Perfilman Indonesia kembali menghadirkan film horor berjudul "Sinden Gaib" yang diambil dari kisah nyata. Film tersebut di bintangi oleh aktris dan aktor ternama seperti Sara Fajira, Riza Syah, Dimas Aditya, Naufal Samudra, Arla Ailani, Laras Sardi, Rizki Hanggono, Yeyen Lidya, Like Suyanto, Yuyun Arfah, dan Novita Hardini
Film "Sinden Gaib" dirilis oleh Starvision dan digarap oleh produser Chand Parwez Servia, Riza, dan Dienan Silmy serta disutradarai Faozan Rizal. Film ini sudah mulai tayang 22 Februari 2024 lalu.
Film tersebut diangkat dari kisah nyata di Trenggalek yang menceritakan Ayu (Sara Fajira), seorang wanita yang jiwanya hingga kini menyatu dengan sosok Sinden, Sarinten dari jagat alam gaib Watu Kandang setelah terusir dari Banyuwangi. Hingga kini Sarinten bersemayam di dalam tubuh Ayu.
Baca Juga: Eks Pelatih PSIM dan PSIS Edy Paryono Tutup Usia
Pada kesempatan tersebut Sara Fajira mengungkapkan kesulitan dalam memainkan perannya karena pada film tersebut Sara memerankan 3 peran yang berbeda. "Sebelum take film memerankan adegan kesurupan saya belajar bagaimana gesturnya, suara dan tingkah lakunya", ungkap Sara Fajira saat cinema visit di XXI Jogja City Mall, Minggu (25/02/2024).
"Selain itu, di dalam film ada juga tarian dan sinden. Untuk mempelajari tariannya perlu 3 kali di Jakarta 1 kali di Trenggalek dan untuk Sinden memerlukan waktu sekitar 4 hari dalam belajarnya, pada saat perjalanan dari Jakarta ke Trenggalek pun saya dengerin dan mempelajari sinden", lanjutnya.
Sarah Fajira mengaku tertarik bermain pada film ini karena diangkat dari kisah nyata serta juga mengangkat budaya Indonesia dari Jawa Timur.
Pada cinema visit di XXI Jogja City Mall menghadirkan juga tokoh asli Ayu.
Baca Juga: Empati IKPNI DIY kepada Penjaga Makam Pahlawan Nasional
Ayu mengatakan, kejadian ini menjadi sebuah film melalui proses pendekatan. "Setelah ada salah satu produser film mendengar cerita ini, mungkin beliau tertarik menjadikan sebuah karya dan mengunjungi saya. Diawali dengan adanya pendekatan kurang lebih selama 3 tahun sampai film ini release," katanya.
Ayu menjelaskan, selama 3 tahun ada proses riset karena tidak semua cerita bisa dimasukkan dan dijadikan sebuah film.
"Tentu dalam pembuatan film selain meminta ijin dengan saya juga meminta ijin terhadap mbah Sarinten", jelasnya.
Ayu menambahkan, film ini sebenarnya bukanlah horor yang akan berdarah-darah karena dibuat senatural mungkin seperti apa yang saya alami.
"Film ini menurut saya memiliki pesan untuk lebih berhati-hati menjaga sikap dan yang tidak kalah penting eratnya hubungan kekeluargaan pada saat ada yang terkena musibah dalam keluarga tersebut", pungkas Ayu. (*-1)