“Pesugihan Sate Gagak” menjadi debut layar lebar bagi dua sutradara muda berbakat, Etienne Caesar (EC) dan Dono Pradana (Dono). Etienne, yang berpengalaman sebagai asisten sutradara di berbagai film besar, berhasil mengarahkan adegan-adegan dengan sentuhan emosional yang kuat.
“Salah satu adegan luar biasa adalah drama Trio Gagak. Mereka keluar dari zona nyaman dan bermain dengan emosi yang jujur,” ujar EC, yang pernah bekerja sama dengan Ernest Prakasa.
Sementara itu, Dono Pradana membawa perspektif sosial yang tajam namun ringan. “Film ini bukan soal membenarkan pesugihan, tapi tentang bagaimana orang bisa tersesat karena tekanan hidup. Kami ingin mengajak penonton melihat realitas itu dengan tawa, bukan ketakutan,” kata Dono.
Di balik humor yang “ngawur” dan absurditasnya, Pesugihan Sate Gagak sejatinya menyentuh sisi realitas masyarakat Indonesia: tekanan ekonomi, utang, dan obsesi untuk cepat sukses. “Premis tentang demit yang ketagihan sate dengan ritual absurd justru jadi potret sosial masyarakat modern. Kami jatuh cinta dengan cerita ini karena ada kejujuran dan harapan di dalamnya,” ungkap Aoura Lovenson, produser film ini.
“Pesugihan Sate Gagak” bakal tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 13 November 2025, dan tiket hari pertama sudah dapat dipesan sejak 9 November 2025.
Film ini, lanjut Aoura, bukan sekadar hiburan. Ia membawa pesan positif bahwa cara instan yang salah tidak akan pernah berakhir baik. Hanya kerja keras, rasa syukur, dan kebersamaanlah yang bisa membawa kebahagiaan sejati.(*)