Masyarakat tersebut bukan hanya menerima apa adanya terhadap warga lain yang rapid testnya reaktif, tetapi dengan tulus hati mereka juga gotong royong menanggung konsumsi selama warganya yang sedang dikarantina.
Sehingga disamping sepenuhnya didukung oleh Pemdes dan warga secara umum, juga didukung anak muda yang menjadi penggeraknya. Hal inilah benar-benar terbukti bahwa sikap kebersamaan dan sifat gotong-royong masyarakat Gunungkidul yang selama ini memang benar-benar masih tetap terjaga.
Sebagaimana diketahui Pemkab Gunungkidul sudah dua kali merencanakan tempat isolasi bagi penderita gejala Covid-19. Rencana pertama dilakukan di Gedung Kesenian Baleharjo dan kedua dalam tahap sosialisasi di gedung PDHI di Jalan Wonosari - Yogya.
Tetapi kedua rencana itu akhirnya ditolak warga dan mengatakan tidak setju wilayahnya digunakan sebagai tempat isolasi. Mereka mengaku keberatan lantaran takut tertular virus korona.
Sebelumnya aksi penolakan juga terjadi di Desa Baleharjo dan dengan dipimpin Kadesnya Agus Setiawan meminta agar Pemkab memindahkan lokasi isolasi. Saat lokasi dipindah ke RSUD Saptosari, juga nenuai kritik lantaran RSUD tersebut kekurangan fasilitas. (Bmp)