Bagi masyarakat Desa Hargomulyo yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, sistem ini membuka peluang ekonomi baru sekaligus menyediakan akses mudah terhadap pangan bergizi untuk mencegah stunting pada anak-anak mereka.
Keberhasilan program tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kapasitas sumber daya manusia. Tim PM-BEM merancang serangkaian pelatihan komprehensif untuk mitra Posyandu Sindoro dan Kelompok Tani Sridadi.
Kader posyandu mendapat pelatihan manajemen posyandu, pengelolaan data kesehatan stunting anak, penggunaan aplikasi mobile untuk pemantauan tumbuh kembang, edukasi peningkatan kesehatan dan gizi balita, komunikasi dan pelayanan kepada masyarakat, pemberian makanan tambahan, pemantauan tumbuh kembang dan pola asuh anak, penggunaan timbangan stunting digital berbasis smartphone, penyuluhan tentang gizi seimbang dan pencegahan stunting, konseling empatik, konseling gizi, konseling remaja dan ibu, edukasi interaktif dalam pencegahan stunting, serta praktik screening dini stunting menggunakan alat timbangan berbasis smartphone.
Baca Juga: Agar Tak Timbulkan Gejolak, Redenominasi Rupiah Perlu Kesiapan Matang dan Sosialisasi Intensif
Sementara itu, Kelompok Tani Sridadi dibekali pelatihan pemasangan teknologi kandang ayam yang terintegrasi dengan kolam terpal ikan dan aquaponik, penerapan teknologi kandang terintegrasi, dasar ternak ayam dan lele serta aquaponik sayur daun hijau, kewirausahaan, keterampilan komunikasi, negosiasi, kepemimpinan dan manajemen tim, diversifikasi produk pertanian dan ternak seperti nugget lele, keripik lele, olahan telur dan sayuran, pemasaran berbasis kebutuhan konsumen, serta promosi produk berbasis gizi melalui media sosial dan video edukasi.
Salah satu kader Posyandu Sindoro, mengaku sangat terbantu dengan kehadiran timbangan pintar. "Dulu kami hanya bisa menimbang dan mencatat di buku. Sekarang, dengan aplikasi ini, kami langsung tahu apakah anak dalam kondisi normal atau berisiko stunting. Orang tua juga bisa memantau dari rumah," katanya dengan antusias.
Di sisi lain, Ketua Kelompok Tani Sridadi, menyambut positif program budidaya terpadu. "Kami tidak pernah terpikir bahwa kotoran ayam bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan dan tanaman. Sekarang, kami bisa panen ikan, telur, dan sayur sekaligus. Ini jadi tambahan penghasilan dan pangan bergizi untuk keluarga," kata dia.
Program ini juga melibatkan serah terima aset berupa peralatan budidaya terpadu kepada mitra, memastikan keberlanjutan program setelah pendampingan selesai.
Pemilihan Desa Hargomulyo bukan tanpa alasan. Wilayah yang terletak di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul ini mencatat peningkatan kasus stunting yang cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi geografis yang berbukit dan akses terhadap pangan bergizi yang terbatas menjadi faktor pemicu.
Dengan menggabungkan intervensi teknologi, pemberdayaan ekonomi dan edukasi gizi secara simultan, program ini berupaya menyasar akar permasalahan stunting secara holistik. Pendekatan komprehensif ini diharapkan mampu menciptakan model desa mandiri yang dapat direplikasi di wilayah lain dengan tantangan serupa.
Kemendiktisaintek yang mendanai program ini melihat potensi besar dari model hilirisasi riset yang dilakukan UAD. Program seperti ini menjadi bukti nyata bahwa hasil penelitian akademik tidak hanya berhenti di jurnal ilmiah, tetapi dapat memberikan dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.
Kehadiran program ini membawa angin segar bagi masa depan anak-anak Desa Hargomulyo. Dengan deteksi dini melalui timbangan pintar dan ketersediaan pangan bergizi dari sistem budidaya terpadu, generasi muda desa ini memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh optimal, sehat, dan cerdas.
Baca Juga: Polisi Masih Selidiki Penyebab Laka Kalijambe
Dr. Fatwa Tentama menegaskan komitmen tim untuk terus mendampingi masyarakat hingga program benar-benar mandiri. "Kami tidak hanya memberikan alat dan pelatihan, tetapi juga membangun sistem yang berkelanjutan. Harapannya, Kalurahan Hargomulyo dapat menjadi percontohan desa bebas stunting di Gunungkidul, bahkan DIY," ujarnya penuh optimisme.