Koperasi Digital Idaman Kaum Milenial

Photo Author
- Senin, 28 Oktober 2019 | 15:53 WIB
istimewa
istimewa

Barang-barang yang dijajakan swalayan koperasi komplet. Fasilitas dan layanannya profesional sebagai pasar modern, seperti ritel-ritel perusahaan besar.  

Ruangan ber-AC dan sistem pengelolaannya terkomputerisasi.  Lahan dan bangunan gedung empat swalayan itu sudah milik Koptun yang dibeli dengan mencicil ke bank. Tak berhenti pada swalayan, Koptun merambah pasar melenial dengan digitalisasi koperasi. Koptun ini membangun inkubator dengan mendirikan unit bisnis start up. Startup yang didirikan koperasi itu melahirkan sejumlah aplikasi. Inkubator  bisnis start  up  ini dibangun dalam dua tahun belakangan.

Tahun pertama mereka mendirikan tiga start up, tahun kedua lahirlah lima start up. Start up yang diinkubasi oleh Kopkun misalnya Beceer.com yakni aplikasi belanja pasar, dan BookCircle.id, yaitu aplikasi untuk meminjam atau sewa buku. Selanjutnya, Sewaa.in  yang  merupakan aplikasi penyewaan barang. Misalnya, orang yang punya barang tidak terpakai bisa disewakan melalui aplikasi ini. Kemudian Jajan.in, aplikasi jualan kudapan yang rata-rata pelanggannya anak indekos. Sementara Sributukang.com, adalah aplikasi pencarian jasa tukang

“Potensi besar kaum milenial itu harus dimanfaatkan. Tentunya tidak semua kaum milenial, tetapi kaum  milenial yang memiliki talenta. Caranya, koperasi musti dengan ikhlas 'mengakuisisi’ generasi milenial bertalenta sebagai pengelolanya  agar gerak langkah koperasi dapat mengikuti perkembangan zaman,” ungkap Chief Operating Officer (COO) Koperasi Karya Utama Nusantara (Kopkun) Group  Firdaus  Putra Aditama melalui keterangan persnya.




-

Firdaus Putra Aditama

Firdaus menjelaskan para anggota koperasi sebagai pemegang saham harus menyadari, bahwa kaum milenial itu cenderung kreatif dan memiliki kemampuan memecahkan masalah yang luar biasa inovatif.  Kemampuan itulah yang diharapkan dapat menggeliatkan koperasi.  Bisa saja koperasi hanya mengadopsi skill dan talent kaum milenial tanpa mengajak serta orangnya. Artinya,  pengelola koperasi tetap orang-orang lama atau generasi tua namun menerapkan strategi dan manajerial kaum milenial.  Persoalannya, ada yang disebut dengan istilah tacit knowledge, yakni  pengetahuan yang sulit dikomunikasikan kepada orang lain, baik dengan  kata maupun tulisan.

Butuh Dorongan Lain

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penjaminan Mutu adalah Perintah Tuhan

Selasa, 28 Oktober 2025 | 09:01 WIB

Mengadvokasi Pengentasan Anak Tidak Sekolah di Jakarta

Selasa, 15 Oktober 2024 | 15:41 WIB

Lemah Teles, Dakwah Milenial AMM Gamping

Senin, 18 November 2019 | 07:37 WIB

Koperasi Digital Idaman Kaum Milenial

Senin, 28 Oktober 2019 | 15:53 WIB

Dukung PSIM Yogya, Pemuda RW 10 GondolayuBuat Mural

Jumat, 18 Oktober 2019 | 15:01 WIB

Terima Kasih Pak Dirjen, Betapa Nikmat Berhaji

Senin, 26 Agustus 2019 | 02:12 WIB

Selamat Jalan Kyai Perdamaian

Jumat, 9 Agustus 2019 | 06:56 WIB

Berliterasi di Tengah Wana : Landak

Selasa, 5 Maret 2019 | 07:39 WIB

Fun Walk Mu'alimin-Mu'alimaat Muhammadiyah

Selasa, 4 Desember 2018 | 11:43 WIB

Tetap Stylish Dengan Bahan Daur Ulang

Sabtu, 15 September 2018 | 22:54 WIB

Korban Pinjol Berjatuhan, Waspadai Kredit Online

Sabtu, 4 Agustus 2018 | 22:02 WIB

Sensasi Foto di Halaman Utama KR

Sabtu, 16 Desember 2017 | 16:04 WIB

Kades Trihanggo Resmikan Jalan Baturan Raya

Senin, 27 November 2017 | 13:50 WIB

Cerita Muridku yang Terabaikan

Jumat, 13 Oktober 2017 | 20:37 WIB

Uniknya Fashion Show Dengan Barang Bekas

Kamis, 5 Oktober 2017 | 12:44 WIB
X