Prestasi-prestasi tersebut kemudian menghantarkannya sebagai Juara II Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016. Karya ilmiah yang ditulisnya untuk ajang tersebut, bertajuk " Model Penahan Kejut Untuk Meningkatkan Keselamatan Penumpang Mobil dari Kecelakaan," juga sedikit banyak diinspirasi pengalamannya berkecimpung dalam Garuda UNY.
“Saya berencana menggunakan penelitian yang sudah saya aplikasikan di mobil Garuda UNY,†kata Bondan.
Walaupun telah memiliki segudang prestasi, Bondan tetap senantiasa merendah. Sebagai senior di Garuda UNY, ia bahkan tetap rela menunda kelulusannya pada Mei 2016. Walaupun, segala syarat kelulusan telah dipenuhinya.
Hal tersebut dilakukannya karena waktu itu dipasrahi kembali untuk menahkodai tim Garuda UNY dalam International Student Green Car Competition (ISGCC) 2016 di Korea Selatan, dan Student Formula Japan (SFJ) 2016. Sebuah pengabdian yang dibayar tuntas dengan gelar jawara di dua kompetisi tersebut.
Kedepan, Bondan yang telah dijanjikan afirmasi kuota LPDP tersebut berharap bisa melanjutkan studinya di luar negeri. Kini ia juga masih mencari perguruan tinggi yang memiliki kapabilitas otomotif yang bagus.
Kepada anak-anak muda di penjuru negeri, ia punya pesan yang tak kalah menarik. Bondan menegaskan bahwa kisahnya jangan sampai membuat anak lain minder maupun takut karena perjuangan itu harus dicapai dengan bersusah payah dan mengorbankan kesenangan.
"Tapi harus dimaknai sebagai perjuangan sebagai upaya bersenang-senang itu sendiri. Karena kalau kita sudah punya impian dan akhirnya tercapai, kesenangan itu terbayar tuntas tho?," pungkasnya. (Ilham Dary Athallah/ Maylatul Aspiya)