PURWOREJO, KRJOGJA.com - Warga di dua kelurahan di Purworejo, Jawa Tengah mengeluhkan serbuan ribuan nyamuk. Dua kelurahan tersebut adalah Kelurahan Baledono dan Kelurahan Purworejo.
“Kami sangat terganggu dengan serbuan nyamuk setiap malam,†ujar Martono (57) salah satu warga RT.2 RW.4 Kelurahan Baledono, Purwoejo ditemui wartawan, Minggu (12/9/2021).
Menurut dia, sumber nyamuk tersebut berasal dari genangan air limbah rumah tangga di sepanjang sungai Kedung Puteri yang tidak mengalir.
“Genangan air ini berasal dari limbah rumah tangga. Sejak musim kemarau air sungai tidak mengalir, jadi sarang nyamuk,†katanya.
Hal senada diungkapkan Saring (75). Warga yang tinggal di RT.7 RW.4 Kelurahan Baledono, Purworejo ini mengaku banyak nyamuk menggangu saat warga melakukan istarahat di malam hari.
Ia berharap, upaya pengasapan bisa dilakukan intensif untuk mencegah kasus malaria.
“Ini (pengasapan dan larvasida) oleh PT Turacon Wirasta ini sangat membantu kami. Semoga kegiatan ini bisa dilakukan lebih sering lagi,†katanya.
Ditemui saat fogging dan larvasida di Sungai Kedung Puteri, Owner PT Turacon Wirasta Cabang Purworejo yang juga mantan Ketua Penelitian dan Pengembangan (Litbang).
Pengendali Hama Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (Aspphami) Zainal Arifin mengatakan, genangan air limbah rumah tangga menjadi tempat berkembangbiak nyamuk.
“Genangan air bisa menjadi sarang nyamuk aedes aegpty penyebab demam berdarah,†katanya.
Ia mengatakan, untuk membasmi nyamuk DBD harus dilakukan langkah persuasif dengan menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu juga harus ada upaya represif dengan melakukan pengasapan (fogging) dan larvasida.
“Pengasapan harus dilakukan dengan dosis dan waktu yang tepat, dimana saat nyamuk menginjak umur dewasa. Cara ini efektif membunuh nyamuk 60-70 persen bahkan bisa zero,†terangnya.
