"Belum sampai kering total. Masih ada air di sumur di rumah warga. Tapi debit air bersih terus turun dan dikhawatirkan akan kekurangan air bersih. Jadi sekarang tahap persiapan antisipasi droping air bersih," lanjutnya.
Ariyanto mengatakan, saat ini untuk sementara diperkirakan ada 60 KK atau sekitar 200 jiwa lebih yang terdampak kekeringan di Dukuh Tugusari Desa Kamal Kecamatan Bulu.
"Dibeberapa wilayah di Kabupaten Sukoharjo beberapa hari terakhir memang diguyur hujan. Tapi itu hanya membasahi permukaan tanah saja dan belum berdampak pada pengisian atau penambahan debit air bersih di sumur warga. Sebab pada kondisi normal cuaca sangat panas di siang hari," lanjutnya.
Data BPD Sukoharjo diketahui total ada 17 desa rawan kekeringan di Kabupaten Sukoharjo tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Data BPBD Sukoharjo diketahui wilayah rawan kekeringan tinggi di Kecamatan Weru meliputi Desa Karangtengah, Desa Karangwuni, Desa Krajan, Desa Jatingarang, Desa Karanganyar, Desa Alasombo, Desa Karangmojo, Desa Weru, Desa Karakan, Desa Tegalsari, Desa Tawang dan Desa Ngreco. Wilayah Kecamatan Bulu kerawanan kekeringan tinggi di Desa Kamal, Desa Kunden, Desa Puron. Sedangkan di Kecamatan Tawangsari wilayah rawan kekeringan tinggi di Desa Watubonang dan Desa Pundungrejo.
"Kondisi cuaca sulit diprediksi. Kapan musim kemarau kami terus memantau perkembangan informasi resmi pemerintah," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo terkait dengan perubahan cuaca ekstrem meminta kepada pemerintah desa dan kecamatan di wilayah rawan kekeringan untuk aktif memantau kondisi stok air warga dan koordinasi dengan tingkat kabupaten. Hal ini dilakukan agar saat warga kekurangan air bersih bisa langsung dilakukan penanganan dengan mengirim bantuan.
Baca Juga: Upaya Kemendikbudristek Mengatasi Kesenjangan Pendidikan Melalui FELT 2024
Camat Bulu Widyanto Setyo Wibowo, mengatakan, Kecamatan Bulu merupakan wilayah rawan kekeringan. Saat ini belum ada warga yang meminta bantuan air bersih. Namun demikian Pemerintah Kecamatan Bulu bersama BPBD dan petugas terkait termasuk melibatkan pemerintah desa terus melakukan pemantauan wilayah. Petugas mengecek langsung ketersediaan air bersih di sumur rumah warga.
"Ada beberapa desa di Kecamatan Bulu rawan kekeringan dan warga kekurangan air bersih seperti di Desa Kamal, Kunden dan Kedungsono. Masih kami pantau sumur warga dan apabila ada yang kekurangan air bersih maka langsung kami mintakan bantuan ke Pemkab Sukoharjo dan segera dikirim," ujarnya.
Ketua DPRD Sukoharjo Wawan Pribadi, mengatakan, kondisi cuaca ekstrem menjadi hal penting yang harus dilakukan antisipasi sejak dini baik saat musim hujan maupun kemarau. Khusus untuk saat ini antisipasi dilakukan terkait dampak kekeringan akibat cuaca panas.
Datangnya musim kemarau tidak hanya berdampak pada kondisi lingkungan kering saja, namun juga lebih besar lagi karena banyak warga terancam kekurangan air bersih. Disisi lain disektor pertanian dan peternakan juga terdampak karena kurangnya pasokan air untuk tanaman padi dan hewan ternak.
Baca Juga: PPBI Sekar Jagad Gelar Workshop Membatik dengan Pewarnaan Remazol
"Air ini menjadi sumber kehidupan dan disaat musim kemarau dampak kekeringan banyak dirasakan warga karena kekurangan air bersih. Termasuk juga disektor pertanian dan peternakan dimana Kabupaten Sukoharjo merupakan lumbung pangan dengan surplus beras dan swasembada daging sapi karena melimpahnya hewan ternak sapi. Jadi perubahan cuaca ekstrem harus diantisipasi sejak dini," ujarnya.
DPRD Sukoharjo meminta kepada Pemkab Sukoharjo melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melakukan antisipasi dini. Hal itu seperti penanganan terhadap warga terdampak kekeringan yang kekurangan air bersih, penyediaan pasokan air untuk pertanian dan peternakan.
Khusus untuk air bersih warga, Wawan mengatakan, DPRD Sukoharjo sudah melihat peran besar Pemkab Sukoharjo dalam membantu memenuhi kebutuhan air bersih warga melalui pengiriman atau droping. Meski demikian upaya lain juga harus dilakukan dengan penyediaan air bersih melalui sumber seperti pembangunan sumur dalam, penghijauan di wilayah rawan kekeringan dan lainnya. (Mam)