Kerawanan bencana alam dampak dari perubahan cuaca menjadi perhatian utama. Hal ini seperti banjir, angin kencang, tanah longsor dan lainnya yang diakibatkan cuaca hujan. Selain itu juga kekeringan hingga mengakibatkan warga kekurangan air bersih saat musim kemarau juga menjadi perhatian.
"Dampak yang ditimbulkan akibat perubahan cuaca ini perlu diantisipasi. Pemetaan rawan bencana alam di masing-masing wilayah perlu dilakukan dengan melibatkan pemangku wilayah setempat dan masyarakat," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo dalam pemetaan memerlukan banyak masukan dan tanggapan dari masyarakat dan pemangku wilayah. Termasuk juga solusi sebagai bentuk pencegahan dan antisipasi bersama terhadap kerawanan bencana alam.
Ariyanto mengatakan, perlu melibatkan masyarakat dalam pencegahan dan penanganan bencana alam berkaitan dengan ekosistem. Seperti dalam program penghijauan berupa penanaman pohon di wilayah rawan kekeringan. Pemerintah sudah sering melakukan penanaman pohon dan perlu melibatkan masyarakat dalam hal perawatan.
Baca Juga: Dewasa Bernegara Hukum
"Contoh lain seperti melibatkan masyarakat dalam menjaga kebersihan saluran air. Pemerintah sudah banyak membangun saluran air dan sering ditemukan masalah aliran air tersumbat sampah dan sedimentasi pasir tinggi. Masyarakat berperan disini membantu pengawasan dan perawatan agar fungsi saluran air itu normal dan mencegah banjir," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo akan menjadikan hasil pemetaan wilayah rawan bencana alam ini sebagai pedoman. Sebab kondisi masing-masing kecamatan berbeda. (Mam)