SOLO, KRJOGJA.com - Korban penganiayaan P (4) yang diduga dilakukan oleh ayah tirinya D (32)Â masih mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi, Jebres, Solo, Senin (19/2/2018). Korban ditangani oleh Tim Perlindungan Pasien dengan Kekerasan Berbasis Gender dan Anak (PPKBGA).
Ketua Tim PPKBGA, dr Hari Wahyu Nugroho kepada wartawan di ruang Sidomukti, RSUD dr Moewardi, Senin (19/2/2018) menjelaskan, untuk penanganan korban melibatkan sejumlah dokter ahli di bidangnya. Seperti dokter Spesialis anak, Psikiatri, Psikolog, Bedah Anak, Bedah Tulang, Forensik dan bidang lainnya.
"Kondisi pasien masih mengalami trauma, meski sudah mengalami perkembangan lebih baik, jika dibandingkan dengan saat pertama kali masuk ke RSUD, Jumat (16/2/2018) lalu," ujar dr Hari.
Seperti diberitakan kasus penganiayaan ayah tiri terhadap anaknya P (4)Â Â di Solo, menghebohkan warga Solo. Dedi bin Loe Wie Wie (32) dan adiknya, Iwan (22) yang menyekap anak tirinya, P (4) di sebuah hotel di Solo selama tiga hari hingga Jumat (16/2/2018)Â telah ditetapkan tersangka oleh polisi. Â
Dari hasil pemeriksaan sementara, tim mengungkapkan sudah ada kemajuan terhadap kondisi korban. Meskipun, secara psikis korban masih mengalami trauma akibat penganiayaan yang menimpanya. Â
Perkembangan yang sudah terlihat seperti sudah mulai bisa berkomunikasi, sudah sadar penuh, korban sudah mau bermain dan menonton televisi. Selain itu, korban juga sudah mau berbicara dengan tim termasuk juga sudah mau bertemu dengan ibu kandungnya, Maria. Â
Dokter Hari mengatakan korban mengalami traumatik baik secara psikis maupun fisik. Untuk penyembuhan trauma fisik, dr Hari memperkirakan membutuhkan waktu beberapa hari ke depan. "Untuk trauma psikis, kami tidak berani memperkirakan, karena itu relatif sulit. Maka dari itu kami juga tidak berani untuk menyimpulkan," papar dr Hari. Â
Dokter Hari menambahkan, Tim PPKBGA akan terus melakukan pendampingan untuk korban sampai korban benar-benar sudah stabil. Selain tim dari RSUD dr Moewardi, untuk penanganan korban juga dilakukan oleh Dinas Sosial (Dinsos). Disinggung mengenai keluarga korban yang sudah terlihat mendampingi, dr Hari mengatakan, ibu kandung korban, Maria sudah hadir dan terus mendampingi. Padahal, sebelumnya, korban sangat ketakutan dan tidak ingin bertemu dengan pihak keluarga termasuk dengan ibu kandungnya sendiri.