PURWOREJO, KRJOGJA.com - Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Magelang masih mengobservasi Sup (39), pelaku penganiayaan yang menewaskan Ngadirun (63), ayak kandungnya sendiri. Belum bisa dipastikan apakah warga Desa Lugurejo Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo itu dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kapolsek Butuh AKP Sutrisno mengatakan, polisi akan berkoordinasi dengan dokter jiwa terkait kasus itu. "Soal kelanjutan kasusnya menunggu gelar perkara, tepatnya setelah kami lakukan koordinasi dengan RSJ," katanya kepada KRJOGJA.com, Jumat (19/5/2017).
Menurutnya, apabila dokter merekomendasikan Sup layak diproses, maka polisi melakukan penyidikan. Apabila sebaliknya, maka polisi membebaskan yang bersangkutan sesuai Pasal 44 KUHP.
Berdasar keterangan dan bukti awal, Sup mengalami gangguan jiwa. Polisi menemukan puluhan obat gangguan jiwa dan surat keterangan dokter. Kesaksian kerabat dan tetangga juga menyebut Sup sudah 20 tahun menyandang gangguan jiwa. Bahkan seminggu terakhir, Sup dikabarkan tidak mau mengonsumsi obat.
Kasus penganiayaan tersebut terjadi pada Rabu (17/5/2017) pukul 22.15. Sup yang tinggal berdua bersama ayahnya, beringas tanpa sebab hingga menganiaya ayahnya yang sedang terlelap.
Sup memukul kepala korban dengan sebilah sabit. Korban teriak kesakitan hingga didengar kerabat dan sejumlah tetangga. Tetangga berdatangan menolong korban dan membawanya ke RS Palang Biru Kutoarjo. Polisi pun mengamankan pelaku.
Dokter menjahit luka di kepala dan membolehkan korban pulang. Namun pada Kamis (18/5) pagi, korban kejang dan kembali dibawa ke RS Palang Biru. "Korban meninggal dunia sekitar pukul 10.00, dan sudah dimakamkan," tuturnya.
Polisi membawa pelaku ke RSJ Magelang untuk diperiksa kejiwaannya. Polisi mengamankan baju korban, sabit dan obat-obatan milik pelaku sebagai barang bukti.(Jas)
