"Dari hasil pengembangan dan pengamatan, ini juga melibatkan beberapa kelompok lain yang saat ini sedang kami buru. Jadi penyebab dari terjadinya tawuran hanya karena masalah tantang-tantangan di media sosial," kata dia.
Ia mengatakan tim patroli siber sedang memantau beberapa media sosial yang terindikasi milik kelompok yang melaksanakan tawuran. Rosyid berharap tidak ada lagi tawuran apabila langkah pemantauan dan pencegahan telah dilaksanakan.
Rosyid mengungkap tawuran melibatkan tiga kelompok yang terafiliasi dengan beberapa sekolah baik masih menjadi pelajar dan telah menjadi alumni.
Ia mengatakan setelah kejadian, Polres Boyolali telah melakukan proses identifikasi terhadap pelaku yang seringkali terlibat dalam tawuran dan berpotensi terjadi tawuran lagi.
Baca Juga: Diduga Terpeleset Saat Bermain, Kakak Adik Tenggelam di Embung Pangtelu
"Ini sudah kami petakan semua. Ada sekitar tujuh kelompok yang seringkali kami identifikasi riskan atau berpotensi melakukan tawuran di dalam Boyolali," kata dia.
Secara preventif dan preemtif, Polres Boyolali juga melaksanakan patroli besar bersinergi dengan TNI, Satpol PP, dan stake holder mulai pukul 21.00 WIB-05.00 WIB. Rosyid berharap patroli tersebut dalam mencegah adanya kasus tawuran yang akan datang. Terlebih, kelompok yang terindikasi beberapa kali melaksanakan tawuran telah dipetakan.
Rosyid juga meminta masyarakat tak ragu untuk melaporkan jika ada warga yang menyimpan senjata tajam di rumahnya.
Rosyid juga mengantisipasi penjualan senjata tajam yang dilakukan para pelaku tawuran dengan memonitoring media sosial dan WhatsApp group serta memanfaatkan informasi dari masyarakat.
“Pihak sekolah juga kami undang saat proses (penyelidikan), supaya mereka juga tahu bahwa anak-anaknya ada yang terlibat dalam kasus 170 dan premanisme,” ungkapnya. (Mul)