Menghibur, Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Piala KGPAA Pakualam X Tahun 2025

Photo Author
- Senin, 26 Mei 2025 | 07:27 WIB
Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Piala KGPAA Pakualam X Tahun 2025 di Lapangan Perkutut Pasar Hewan Terpadu Kulonprogo berlangsung sukses.  (Istimewa)
Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Piala KGPAA Pakualam X Tahun 2025 di Lapangan Perkutut Pasar Hewan Terpadu Kulonprogo berlangsung sukses. (Istimewa)

KRjogja.com - Kulonprogo - Sebanyak 252 peserta Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Piala KGPAA Pakualam X Tahun 2025 hadir dari berbagai penjuru tanah air seperti Jakarta, Bandung, Gresik, hingga Sragen, Minggu (25/5). 

Konkurs untuk memperebutkan piala KGPAA Pakualam yang pada tahun lalu diselenggarakan di Alun-Alun Selatan Kraton Yogyakarta, pada tahun ini berlangsung di Lapangan Perkutut Pasar Hewan Terpadu, Pengasih, Kulonprogo. Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Piala KGPAA Pakualam X dibuka dengan 4 kelas diantaranya kelas Dewasa Senior sebanyak 1 blok, kelas Dewasa Yunior sebanyak 1 blok, kelas Piyek Yunior sebanyak 2 blok dan kelas Piyek Hanging sebanyak 2 blok.

Tampak hadir perwakilan Kadipaten Pura Pakualaman yakni KRT Projo Anggono selaku Penghageng Urusan Kapanitran, hadir pula dalam acara tersebut Pemerintah Daerah Kab. Kulon Progo, Paniradya Pati Kaistimewan DIY, Ketua dan Pengurus Pusat P3SI serta Pengwil P3SI DIY, dan tamu undangan lainnya. Pada kesempatan tersebut dilakukan prosesi penyerahan piala KGPAA Pakualam Cup dari KRT Projo Anggono kepada Dinas Pariwisata DIY kemudian dilanjutkan ke ketua pelaksana konkurs.

Baca Juga: Rizky, Anak Janda Miskin Penyandang Cacat Gembira Bisa Masuk Sekolah Rakyat

Selanjutnya dilakukan prosesi pelepasan burung secara bersama-sama sebagai penanda dibukanya acara, dilanjutkan dengan kunjungan ke stand Pojok Ekraf.

Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Piala KGPAA Pakualam X Tahun 2025 diselenggarakan oleh Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia atau P3SI DIY yang didukung Dinas Pariwisata DIY melalui anggaran Dana Keistimewaan DIY. Event konkurs tersebut disebut diharapkan dapat meningkatkan ekonomi serta pariwisata di DIY. 

Mewakili Kepala Dinas Pariwisata DIY Iwan Pramana, S.P., M.Ec.Dev., MIDS selaku Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam sambutannya mengatakan, Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Piala KGPAA Pakualam X merupakan agenda istimewa dalam kalender pariwisata budaya DIY. Konkurs tersebut menjadi ruang ekspresi budaya yakni suara alam yang indah dari burung perkutut disandingkan dengan semangat pelestarian tradisi, geliat ekonomi rakyat, serta kekuatan komunitas.

Baca Juga: Raja Mesir, Mohamed Salah Selamatkan Liverpool dari Kekalahan di Laga Penutup Musim

Kehadiran peserta dari berbagai daerah menjadi bukti nyata DIY tetap menjadi magnet utama bagi pecinta seni suara burung perkutut dari seluruh nusantara. Menurutnya dukungan Dinas Pariwisata DIY melalui Dana Keistimewaan DIY bukan hanya tentang anggaran namun bentuk komitmen negara untuk mendukung keistimewaan Yogyakarta melalui pelestarian budaya, penguatan komunitas, dan pemberdayaan masyarakat. 

Adanya partisipasi para pelaku ekonomi kreatif binaan Dinas Pariwisata DIY turut meramaikan acara lewat stand-stand produk unggulan. keseluruhan event tersebut dapat disebut integrasi budaya, ekonomi, dan pariwisata dalam satu harmoni kegiatan rakyat.

“Event ini juga ikut menggerakkan sektor lain seperti okupansi hotel meningkat, warung makan ramai, UMKM bangkit, dan objek wisata sekitar mendapatkan efek domino yang positif. Ini adalah pariwisata berbasis komunitas yang sesungguhnya yang tidak hanya menghibur, tapi juga menghidupi” kata Iwan.

Baca Juga: Hak Pendidikan dan Peran Guru PAUD Jadi Sorotan Esti Wijayati dalam Sosialisasi 4 Pilar

Adapun keluar sebagai pemenang pada kategori kelas Dewasa Senior, juara 1 diraih oleh Haramain dari Lombok, juara 2 Ninu-Ninu dari Lombok, juara 3 El Zero Miedo dari Semarang. Pada Kelas Dewasa Yunior juara 1 Limosin dari Yogyakarta, juara 2 Bombardir dari Cilacap, juara 3 Jagad Raya dari Caruban. 

Juara berurutan di kelas Piyek Hanging yaitu juara 1 God Father dari Surabaya, juara 2 Bomber dari Kulon Progo, juara 3 Sancaka dari Bantul. Kelas Piyek Yunior juara 1 Gundala dari Bantul, juara 2 Menoro dari Semarang, juara 3 Giratika dari Surabaya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB
X