Krjoga.com - BANJARNEGARA - Pemerintah terus mempercepat upaya pemutusan rantai kemiskinan melalui program Sekolah Rakyat. Pemkab Banjarnegara menjadi salah satu daerah yang menyatakan komitmen penuh mendukung program tersebut.
"Di Banjarnegara telah terdaftar 113 anak calon siswa Sekolah Rakyat. Rombongan belajar akan ditingkatkan dari rencana dua menjadi empat kelas sesuai arahan Menteri Sosial," kata bupati Banjarnegara, dr Amalia Desiana.
Hal itu disampaikan saat mendampingi Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memantau proses penjaringan calon siswa Sekolah Rakyat di Kelurahan Krandegan, Minggu 25 Mei 2025. Kunjungan Mensos menjadi langkah awal penyelenggaraan sekolah berasrama untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Baca Juga: Raja Mesir, Mohamed Salah Selamatkan Liverpool dari Kekalahan di Laga Penutup Musim
Menurut Amalia Desiana, untuk sementara Sekolah Rakyat menggunakan gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang memiliki berbagai fasilitas, termasuk asrama. Gedung sedang direnovasi ringan oleh Kementerian PUPR dan ditargetkan rampung dalam satu bulan.
"Untuk pengembangan jangka panjang, sudah disiapkan lahan 7 hektare di Kelurahan Wangon guna dibangun Sekolah Rakyat jenjang SMP," katanya.
Di Keluarah Krandegan, Mensos Gus Ipul bertemu Rustini, janda miskin penyandang cacat beranak 3. Rustini ditetapkan sebagai orang tua calon siswa Sekolah Rakyat. "Penghasilannya rata-rata Rp 50 ribu per hari untuk menghidupi tiga anak," ujarnya.
Baca Juga: Sigit Nursyam, Tangguh Hadapi Bencana, DIY Andalkan Data, Partisipasi Masyarakat, dan Kearifan Lokal
Kondisi keluarga tersebut sangat mengenaskan. "Beliau, penyandang disabilitas, tinggal bersama ibu dan dua adiknya di rumah sempit 2x3 meter di atas tanah milik PT KAI," kata Gus Ipul. Berdinding asbes, rumah itu berlantai tanah dilapisi karpet, beratap seng, tanpa listrik dan tanpa fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK).
"Inilah keluarga yang mendapat perhatian penuh dari Presiden Prabowo," kata Gus Ipul pula.
Kemensos juga akan menyiapkan program pemberdayaan bagi Rustini. "Orang tuanya juga kami bantu. Rumahnya insya Allah akan diperbaiki lewat program pemerintah. Orang tuanya diberdayakan, anaknya bersekolah di Sekolah Rakyat," ujar Gus Ipul.
Baca Juga: Sukoharjo Dinobatkan Kabupaten Maju Nomor 2 di Indonesia Versi IDSD 2024
Penjaringan calon siswa dilakukan melalui Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang rutin digelar setiap bulan. Dalam forum ini, para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) diperkenalkan dengan program Sekolah Rakyat. Pendamping sosial mendata anak-anak yang akan lulus SD atau SMP, dan melakukan pendekatan langsung ke rumah mereka.
Sekolah Rakyat dirancang dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Modelnya adalah pendidikan berasrama 24 jam yang menggabungkan pembelajaran formal, penguatan karakter, hingga orientasi dan matrikulasi.
Rizky (17), anak sulung Rustini, tercatat dalam desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Kemiskinan ekstrem berakibat Rizky putus sekolah dan tidak sempat menyelesaikan pendidikan SMP.