Beberapa peserta bahkan menyatakan ketertarikan untuk mengadopsi praktik serupa di lingkungan tempat tinggal mereka.
Pengelola SIKASPUK menegaskan bahwa eduwisata yang dikembangkan warga masih akan terus diperkuat.
“Kami berharap SIKASPUK bisa menjadi rujukan edukasi lingkungan, baik bagi pelajar maupun kelompok masyarakat,” ujar salah satu pengelola. Ketua program, Ani Purwanti, menambahkan bahwa keberhasilan Kroco tidak lepas dari semangat gotong royong masyarakat. “Kami hanya mendampingi. Yang membuat program ini hidup adalah warga sendiri,” ungkapnya.
Sementara itu, anggota tim, Dr. Achmad Fauzi, menyampaikan bahwa literasi digital dalam pengelolaan sampah yang mulai diperkenalkan melalui SIKASPUK akan semakin memperluas jangkauan promosi edukasi Kroco. “Desa kini punya modal kuat untuk berkembang lebih jauh,” ujarnya.<B>(Ded)<P>