Kolaborasi AKPRIND-AMIKOM, Warga Kroco Kembangkan Eduwisata Lingkungan 'SIKASPUK'

Photo Author
- Kamis, 4 Desember 2025 | 15:20 WIB
Edukasi pengembangan eduwisata lingkungan.  (Istimewa)
Edukasi pengembangan eduwisata lingkungan. (Istimewa)

Krjogja.com - KULONPROGO - Warga Padukuhan Kroco, Kalurahan Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo, terus bergerak memperkuat eduwisata lingkungan yang diberi nama SIKASPUK.

Program ini mulai menarik banyak kunjungan masyarakat dan didampingi oleh Universitas AKPRIND Indonesia serta Universitas AMIKOM Yogyakarta melalui skema Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) 2025.

Baca Juga: Tirtonirmolo Galakkan Pengolahan Sampah Sistem Ember Tumpuk

Program yang dipimpin Ani Purwanti MEng ini mengusung konsep Desa Eduwisata-Preneur Berbasis Lingkungan dengan mengintegrasikan Program Kampung Iklim (PROKLIM) dan KBA. Kegiatan ini mendapat dukungan pendanaan dari Ditjen Risbang Kemdiktisaintek melalui DPPM Tahun Anggaran 2025.

Ketua Tim Program Ani Purwanto, Kamis (04/12/2025) menjelaskan bahwa pendampingan tersebut tidak hanya berfokus pada penguatan pengelolaan sampah, tetapi juga pada pembentukan ekosistem wisata edukatif berbasis lingkungan yang dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi warga.

“Harapannya, Kroco bisa menjadi contoh desa yang mampu mengelola lingkungan sekaligus menghadirkan daya tarik wisata berbasis edukasi,” ujarnya.

Baca Juga: ISI Yogyakarta Sabet Juara Dua LIDM 2025 lewat Poster Born to Live, Ternyata Ini Maknanya

Tim dosen yang terlibat dalam program ini yakni Dr Emy Setyaningsih dan Yuli Purwanto M.Eng. dari AKPRIND, serta Dr. Achmad Fauzi dari AMIKOM. Seluruh kegiatan dilakukan secara kolaboratif bersama warga dan kelompok penggerak SIKASPUK untuk memastikan keberlanjutan program.

Sebagai bagian dari kegiatan eduwisata, SIKASPUK menerima kunjungan studi tiru dari PKK RW 17 dan RT 61, 62, 63 Danunegaran, Mantrijeron, Yogyakarta. Sebanyak 30 peserta mengikuti rangkaian kegiatan yang dipandu para fasilitator SIKASPUK meliputi Sugiyanto, Jemiyo, Jumono, dan Slamet Supriyono.

Dalam kunjungan tersebut, para peserta mendapat sejumlah materi, mulai dari penyambutan dan outbound, Sinau Ngupokoro Uwuh (edukasi digitalisasi dan integrasi pengelolaan sampah), Sinau Ngupokoro Serat (mengolah sabut kelapa menjadi kerajinan sapu), hingga Sinau Anam Blarak yang mengenalkan budaya 3R melalui praktik membuat ketupat ramah lingkungan.

Aktivitas ini tidak hanya memberikan pengalaman baru, tetapi juga memperlihatkan bagaimana Kroco mampu menghadirkan ruang belajar terbuka berbasis budaya lokal.

Kegiatan tersebut menunjukkan kemampuan warga Kroco menggabungkan edukasi, kearifan lokal, dan kreativitas dalam satu paket wisata lingkungan. Sejak program pendampingan berjalan, jumlah kunjungan masyarakat ke Kroco terus meningkat.

Banyak kelompok masyarakat, organisasi perempuan, maupun instansi pendidikan datang untuk belajar pengelolaan sampah terpadu dan inovasi lingkungan.

Peserta studi tiru menyampaikan apresiasi atas kreativitas warga Kroco dalam mengelola sampah dan memadukannya dengan edukasi budaya lokal. Mereka berharap kegiatan ini semakin maju dan memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat luas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB
X