kulonprogo

Perjuangan Warga Tangkisan di Musim Kemarau, Gali Sungai Kering untuk Dapatkan Air

Rabu, 4 Oktober 2023 | 22:19 WIB
Sejumlah warga Pedukuhan Tangkisan II, Hargorejo, Kokap sedang mengambil air dari sumur yang sudah lama di buat di aliran Sungai Tangkisan. (Asrul Sani)

KRjogja.com - KULONPROGO - Warga masyarakat Pedukuhan Tangkisan II, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini mengalami krisis air bersih. Demi mendapatkan air bersih pada musim kemarau, warga setempat terpaksa menggali sungai yang telah mengering.

Proses penggalian di aliran Sungai Tangkisan yang kering imbas musim kemarau, warga bergotong royong menggunakan cangkul dan linggis membuat lubang dengan kedalaman sekitar 2-3 meter di beberapa titik di sungai tersebut. Setelah kedalaman tercapai, baru muncul belik atau sumber mata air kecil yang dimanfaatkan warga untuk keperluan sehari-hari.

Baca Juga: MAN 1 Yogyakarta Juara 1 Madrasah Moderasi Beragama Tingkat Nasional

"Kemarau tahun ini lumayan panjang akibatnya banyak sumur warga mulai kering. Sehingga kami mencari solusi agar mendapatkan air bersih dengan cara membuat sumur-sumur di Sungai Tangkisan," kata Ketua RW 27, Pedukuhan Tangkisan II, Karyono, Rabu (4/10/2023).

Diungkapkan, pembuatan sumur belik yang dilakukan warga sudah berlangsung turun temurun, setiap mereka mengalami kesulitan air bersih ketika terjadi musim kemarau panjang. Penggalian Sungai Tangkisan juga sebagai alternatif saat sumber air dari PDAM menyusut.

"Setiap kemarau panjang pasti ada warga kekurangan air dan sini ada sekitar 30-an kepala keluarga yang terdampak kekeringan. Solusinya selama ini nyari air di sungai, karena kalau kita gali tiga meter saja sudah banyak airnya," tutur Karyono sembari menambahkan sumber air dari galian bisa muncul karena banyak Pohon Gayam yang tumbuh di sekitar Sungai Tangkisan.

Baca Juga: Kedaulatan Industri Belum Sepenuhnya Sesuai Harapan

"Kata orang tua dulu karena di sini banyak Pohon Gayam, sehingga meski sungainya kering bawahnya tetap ada sumber air tapi haru digali dulu," tambahnya.

Salah satu warga setempat, Marwoto mengungkapkan, keluarganya bersama warga lain sudah biasa menggunakan sumber air dari belik untuk keperluan mandi, mencuci pakaian hingga memasak.

"Tadi baru saja mengambil air di belik yang baru kami bikin. Airnya bisa untuk mandi, nyuci atau masak. Tapi air dari belik tidak bisa langsung digunakan tapi harus didiamkan dulu beberapa saat agar kotoran yang terkandung di dalamnya mengendap. Setelah itu baru aman untuk dipakai," ujarnya.

Menghadapi kenyataan tersebut Lurah Karyono dan Marwoto serta warga lainnya berharap persoalan kesulitan air bersih pada musim kemarau menjadi perhatian pemerintah dengan memberi bantuan pembuatan sumur bor atau bak penampungan air bersih. (Asrul Sani)

Tags

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB