Dirut PLN Darmawan Prasodjo pun siap menjalankan arahan Presiden untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan melalui pembangunan jaringan transmisi antarpulau dan smartgrid. "Kami akan all out menjalankan perintah Bapak Presiden Joko Widodo. Kami saat ini tengah mengusung strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang bisa meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan sebesar 75 persen atau setara 61 GigaWatt (GW) hingga tahun 2040," ucap Darmawan.
Dijelaskan, strategi tersebut dilakukan melalui pembangunan green enabling transmission line yang akan menghubungkan potensi-potensi EBT di daerah terpencil dengan pusat beban listrik, seperti di Pulau Jawa. Infrastruktur tersebut juga dilengkapi smart grid mulai dari pembangkitan, transmisi hingga distribusi. Langkah ini menjadi solusi dari tantangan intermittency pada pembangkit listrik seperti surya dan angin, sehingga pasokan listrik dapat tetap andal dan berkelanjutan.
"Dengan strategi tersebut, kita dapat meningkatkan penggunaan pembangkit tenaga surya dan angin dari hanya 5 GW menjadi 28 GW hingga 2040. Kami akan melakukan best effort mengeksekusi arahan Bapak Presiden. Kami siap menjalankan transisi energi demi memastikan kehidupan masa datang lebih baik," kata Darmawan.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengapresiasi peresmian PLTS Terapung Cirata. "Selamat bagi PLN dan juga kerja sama dengan Masdar. Dengan komposisi kepemilikan 51 persen adalah PLN, 49 persen Masdar, ini sekaligus untuk menjadi semacam best practice bagaimana pengelolaan PLTS dalam skala cukup besar," kata Sugeng.
Menurutnya, peresmian PLTS Terapung Cirata merupakan tanda keseriusan negara dalam mengakselerasi renewable energy di Tanah Air. "Ini menandai bahwa memang kita semuanya komitmen serius betul untuk mengembangkan green renewable energy," kata Sugeng.
Jantung Indonesia
Pada Peringatan Hari Listrik Nasional ke-78, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, HLN menjadi momen penegasan peran PT PLN (Persero) untuk melanjutkan langkah transformasi demi Indonesia lebih baik ke depan. Setelah berhasil menjalankan trransformasi 1.0 kini PLN melanjutkan ke transformasi 2.0.
"PLN adalah jantungnya Indonesia. Jantung itu adalah alat memompa darah untuk tubuh kita. Sedangkan listrik fungsinya memastikan bagaimana rakyat Indonesia bisa hidup lebih sejahtera. Bisa belajar karena ada lampu, bisa berusaha karena ada lampu. Hingga listrik ini dapat mendorong industrialisasi Indonesia menjadi negara maju," Erick Thohir.
Erick mengapresiasi PLN yang selama tiga tahun terakhir terus bertransformasi menjadi perusahaan yang tidak hanya penyedia listrik namun menjadi perusahaan energi terdepan. Khususnya dalam transformasi digital dan mengembangkan listrik hijau merupakan jawaban PLN atas krisis pemanasan global dan adaptasi terhadap perubahan di dunia industri.
Baca Juga: Jawa Tengah Suarakan Urgensi Pemilu Damai di Mukernas MUI
"PLN harus berani bertransformasi karena ini era listrik hijau. Kalau kita tidak menghasilkan listrik hijau, barang produksi di Indonesia, barang-barang UMKM yang diproduksi sekarang, tidak bisa diperjualbelikan karena harus menggunakan listrik hijau. Artinya kita bertanggung jawab semua di sini," tandas Erick.
Erick berharap PLN terus mendorong pengembangan EBT seperti listrik dari matahari, angin, dan air. Ia juga memuji groundbreaking PLTS 50 MW di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada Kamis (2/11/2023). Menurutnya, itu merupakan salah satu bukti keberhasilan dari tiga tahun lebih transformasi PLN.
Dirut PLN Darmawan Prasodjo mengakui, dengan arahan Menteri BUMN, PLN memulai transformasi tiga tahun lalu. PLN membangun fondasi inovasi dan efisiensi, digitalisasi secara end to end berhasil membangun sistem operasi kelistrikan paling aman dan andal. Memastikan financial sustainability jauh lebih sehat.
"Hasil transformasi digital mampu membuat PLN mencatatkan kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah. Transformasi mengubah layanan PLN menjadi lebih responsif, memuaskan, dan berkeadilan," ungkap Darmawan.
Menteri Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Thani bin Ahmed Al Zeyoudi mengatakan, peresmian PLTS Terapung Cirata merupakan hasil konkret kerja sama Pemerintah Indonesia dan UEA. Dengan beroperasinya PLTS Terapung Cirata, menegaskan komitmen Indonesia dan UEA dalam melaksanakan transisi energi. Selain itu, dengan beroperasinya PLTS Terapung Cirata juga mampu membuka potensi pengembangan energi hijau lainnya di Indonesia.