Krjogja.com - Mengawali perjalanan suci di Tanah Suci, Muhammad Satria Wibowo, pemuda tangguh asal Wonosobo, Jawa Tengah, mewujudkan impian mendalamnya: menggantikan ayahnya yang telah berpulang dalam menunaikan Rukun Islam kelima
Dengan hati penuh haru, Satria bersama ibunya, Tri Hayati, menjejakkan kaki di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Saudi Arabia.
Keberangkatan Satria bukan hanya perjalanan biasa. Di usianya yang masih 23 tahun, ia memutuskan untuk memimpin keluarganya dalam menjalankan ibadah haji, menunjukkan keteguhan hati dan kesetiaan pada ajaran agamanya.
Baca Juga: Kuliah Umum Taruna PIP, Kapolda Jateng: Tegas Tapi Tidak Boleh Keras
Terlepas dari keadaan yang menuntut, Satria bertekad menjalankan setiap rukun haji dengan penuh kesungguhan.
"Saya tidak menyangka bisa ke Tanah Suci. Sampai sekarang pikiran masih kebayang di Indonesia," ungkap Satria, dengan rasa syukur yang mendalam.
Dalam langkahnya menuju keberkahan, Satria menyatakan tekadnya untuk menjadi haji mabrur, sembari memohon ampunan dan berdoa untuk sang ayah di tempat yang penuh keberkahan ini.
Baca Juga: Jemaah DIY Terbang Gunakan Fasilitas Fast Track. Perhatikan Pesan-Pesannya
Baginya, perjalanan ini adalah anugerah terindah dari Allah SWT, yang diberikan sebagai ujian dan kesempatan untuk menambah kebaikan dalam dunia dan akhirat.
Perjalanan Satria bukan sekadar sebuah ritual, melainkan sebuah pengingat akan singkatnya kehidupan dan betapa pentingnya menjalani hidup dengan berbagai makna.
Kepergian ayahnya menjadi pemicu baginya untuk selalu berbuat baik dan taat kepada Sang Pencipta, sebuah warisan yang akan ia emban dengan penuh kebanggaan dan ketulusan.(Jon)