Haul ke 107 Ngudi Utomo, Ajarkan Nilai – nilai Kehidupan yang Luhur

Photo Author
- Kamis, 22 Juni 2023 | 09:30 WIB
Pemberkahan tumpeng oleh sesepuh Fx Maridjo, Sutrisno serta Naryo. Tumpeng kemudian dipotong dan diserahkan ke masing-masing perwakilan. (Istimewa)
Pemberkahan tumpeng oleh sesepuh Fx Maridjo, Sutrisno serta Naryo. Tumpeng kemudian dipotong dan diserahkan ke masing-masing perwakilan. (Istimewa)

Krjogja.com - SLEMAN - Paguyuban Ngudi Utomo melaksanakan Haul ke 107 bersamaan dengan wiyosan guru besarnya, Martowiyono. Eyang Martowiyono merupakan penemu dan penggali ajaran budi pekerti baik pada secara jasmania dan batiniyah.


Sarasehan Agung disertai pemberkahan dan pemotongan tumpeng oleh sesepuh Ngudi Utomo FX Maridjo, pada perayaan Hari Besar Ngudi Utomo Rabu Pon 21 Juni 2023 yang dihadiri putra siswa maupun tamu undangan. Kegiatan ini dihadiri 250 putra siswa dari Jateng, Jabar maupun DIY serta tamu undangan acara tersebut berlangsung di Pendopo Agung Ngudi Utomo di Dusun Bayan, Girikerto, Turi, Sleman.


Ngudi Utomo mengajarkan budi pekerti yang luhur dimana manusia harus memperbaiki kualitas martabat kemanusiaan yang mandiri baik secara lahir maupun batin. Kata Ngudi Utomo berarti Ngudi adalah mencari, sedangkan Utomo keutamaan hidup. Di dalam ajaran dan tuntunan kehidupan bahwa naik buruknya manusia tidak hanya dilihat dari ilmu dan agama yang dimiliki tetapi harus dilandasi budi pekerti yang luhur.


[crosslink_1]


Adanya hukum sebab akibat yaitu bahwa segala perilaku yang dilakukan oleh manusia senantiasa pasti akan dipakai oleh orang yang bersangkutan tetaplah selalu berbuat kebaikan dan kebenaran. Adanya pengetahuan mengenai kesadaran diri untuk selalu bertanggungjawab atas apa yang telah dilakuan karena ini merupakan kekuatan positif untuk mengembangkan martabat manusia ke dalam lingkaran baik bertuhanan yang abadi.


Ajaran Ngudi Utomo menyiratkan ada 5 syarat atau larangan menjadi putra siswa Ngudi Utomo antara lain tidak boleh merugikan terhadap orang lain, tidak boleh membunuh baik secara langsung maupun tidak langsung, tidak boleh mendapatkan sesuatau atau kekayaan melalui jin, setan atau sejenisnya, atau mencari rejeki dengan cara yang tidak halal atau melanggar aturan–atauran yang berlaku, dan tidak boleh melanggar aturan negara dan Pancasila dengan selalu menanamkan perbuatan baik dan yang terakhir memegang teguh dihati para putra siswanya ajaran budi pekerti yang baik.


Menurut Ketua Panitia Haul ke-107 Ngudi Utomo Drs Sudihartono didampingi sesepuh Ngudi Utomo FX Maridjo, menjelaskan konsep keselamatan ini memiliki arti, luput, bebas terindar atau terlepas dari sesuatu yang bersifat tidak baik. Dalam hal ini, kalau putra/i yang pernah mengalami tidak selamat secara jasmani (misal kecelakaan atau musibah secara jasmani /hakikat selamatan yang sejati.


"Karena itu manusia hidup harus selalu waspada, mempunyai arti sikap yang hati-hati setiap tindakan / perilaku harus diukur dan ditimbang-timbang sesuai dengan ukuran diri ( baik atau tindaknya) Untuk nendapatkan hasil yang utomo supaya tidak merugikan diri sendiri maupun sesamanya (sikap waspada ini sering dikaitkan dengan sesuatu kejadian yang sudah kita ketahui sebelumnya)," ujar Sudihartono


Ditambahkan, konsep kasar (lahir) dan sakti halus (batin) merupakan suatu kekuatan yang berasal dari hasil menanam perilaku yang baik dan apa saja sebagai berkah bagi sesama.


"Manusia harus percaya bahwa daya sakti lahir batin Ngudi Utomo. Satu hal lagi yang harus diyakini bahwa manusia hidup harus pintar, yakni pandai dalam menjalakan kehidupan di dunia yang penuh permasalahan dengan tetap selalu berjalan diatas rel nilai – nilai budi pekerti yang luhur dan jika meninggal harus sempurna sesuai jalan Tuhan," imbuh Sudihartono.


Untuk bisa menjadi putra/i Ngudi Utomo harus yakin dengan pengetahuan, wawasan nilai-nilai keutamaan kehidupan akan kebaikan dan kebenaran sejati yang utama. Adapun cara menjalankan ajaran Ngudi Utomo, selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa, selalu berbuat kebaikan, melakuan tindakan tak tercela serta menolong tanpa pamrih.


Peserta yang hadir dalam acara ini berasal dari Demak, Klaten, Grobongan, Purwakarta, Bandung, Magelang, Gunungkidul, Sleman, Kulonprogo serta Yogyakarta.(*)


 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X