Yogyes in Absurdum, Mengembalikan Seniman ke Fitrahnya

Photo Author
- Kamis, 24 November 2022 | 10:47 WIB
Para seniman secara simbolis menyiram tanaman saat membuka pameran  (foto: karni)
Para seniman secara simbolis menyiram tanaman saat membuka pameran (foto: karni)

Krjogja.com - YOGYA – Empat seniman dari lintas disiplin berbeda menggelar pameran seni kontemporer berjudul ‘Yogyes in Absurdum’ di Pendopo Ajiyasa JNM Bloc Yogyakarta pada 22-24 Nov 2022.


Pameran yang dibuka oleh Nasirun pada 22 November 2022 lalu, menyajikan karya - karya seni rupa dari Pidie Baiq dan Farid Stevy, Agan Harahap, dan fotografer Bonie Hermansyah dengan dikuratori oleh Arsita Pinandita.


Yogyes in Absurdum bisa dimaknai dengan Yogyakarta yang sangat yess, dan absurdum dengan makna ‘mengurangi kemustahilan’, hal ini yang kemudian ingin disampaikan oleh Pidi Baiq dan Farid Stevy. Profesi mereka saat ini berbeda dengan latar belakang disiplin ilmu yang mereka miliki. Dalam pameran ini mereka ingin mengembalikan dan menunjukan ilmu yang pernah mereka dapatkan.


Seorang Pidi Baiq yang menuntaskan pendidikannya di ITB namun kemudian lebih memilih menjadi seorang penulis. Karya – karya nya mendapat banyak apresiasi dari masyarakat, sederet cerpen dan novel karyanya mendapat respon baik, bahkan salah satu novelnya berjudul Dilan pernah diangkat ke layar lebar dan sempat fenomenal.


Dalam obrolannya dengan Krjogja.com, Pidi Baiq atau kerap dipanggil Ayah menceritakan keterlibatannya dalam pameran ini bermula dari obrolannya dengan Farid, dan ingin menuangkan kegemarannya di dunia seni rupa. “Saya sempat bertanya ke diri saya sendiri, saya dari seni rupa kok larinya menulis ya? Sesekali tengoklah seni rupa, itu dirimu yang sebenarnya,” ujar Ayah.


“Awalnya sempat canggung sih, ketika melukis sempat bingung mau melukis apa, setelah ngobrol dengan Farid barulah muncul ide gagasan itu. Saya kan orang seni rupa ingin mengembalikan ke fitahnya tapi juga tetap menulis,” tambahnya.


Terselip cerita lucu ketika Ayah pertama kali menginjakan kaki ke JNM, “Saya benar-benar tidak menduga pameran ini akan berlangsung di sini, di sini dulu saya di terima sebagai mahasiswa seni rupa, namun disaat bersamaan saya juga diterima di ITB akhirnya saya memilih ITB, bukan karena apa – apa, karena dekat dari rumah saja. Ketika sampai di JNM saya sempat kaget, lho ini kan kampus ku dulu, karena setahu saya dulu namanya ASRI tidak tahu kalau sekarang beralih fungsi jadi JNM (Jogja Nasional Museum-red),” ucapnya sembari tertawa.


Dalam kesempatan yang sama Farid Stevy menjelaskan karya yang di usung dalam pameran ini merupakan potongan – potongan sejarah perjalan karir seorang Farid Stevy. “Dalam 15 tahun terakhir saya tidak terlalu intens di seni rupa, namun lebih bermusik dan mendesain, akhirnya seni rupa sedikit ditinggalkan. Mulai tahun ini saya mencoba kembali intens ke seni rupa,”ujar Farid.


“Tema kali ini adalah mengunjungi ulang ke titik –titik yang berpengaruh pada kerja seni rupa saya, muncul seni bahasa yng mempengaruhi saya dalam menulis teks, kemudian muncul bapak saya yang mengajarkan kerja reklame dan teman - teman yang membantu saya,” imbuhnya.


Kata kunci di seni rupa bagi seorang Farid adalah teks, teks ini pulalah yang kemudian mengembalikan kecintaannya terhadap seni rupa. Hal ini terlihat dari tulisan – tulisan dan coretan yang dia tulis, berupa sindiran, quotes, semangat, dan masih banyak lagi.


Perhelatan seni kontemporer DCDC Yogyes In Absurdum gratis dan terbuka untuk umum. Selain pameran juga ada performance dari sejumlah musisi diantaranya Kukuh Kudamai, Dubyouthyk, Iksanskuter, Mamski, Encik Srikrisna, FLKTVLST dan The Panas Dalam Bank. (KN)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X