Krjogja.com - YOGYA - Seni rupa di kota Yogyakarta tumbuh dengan pesat. Dalam situasi apapun, pelukis, seniman terus berkreasi. Seni rupa tidak ada matinya.
Demikian ditegaskan Tubagus Sukmana, Kepala Pokja Seni Media, Arsip, Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kemendikbudristek RI saat membuka Pameran bertajuk Merawat Sejarah, Menjaga Persatuan di Kampus Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) lantai 4, Jalan Batikan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Minggu (23/10/2022) malam.
Pameran Lukisan Karya - Koleksi Pelukis 4 Kota yakni Jakarta, Bandung, Surabaya dan Yogyakarta ini masih berlangsung hingga 30 Oktober mendatang. Pembukaan pameran diberi pengantar Rektor UST Prof Pardimin MPd PhD, Ki Syahnagra Ismail (Ketua Penyelenggara/Ketua Lingkar Budaya Tamansiswa), Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto mantan Ketua Umum Majelis Luhur Tamansiswa. Pembukaan disemarakkan tembang dolanan anak dimainkan anggota Laboratorium Sariswara Tamansiswa.
Menurut Tubagus Sukmana, dinamika seni rupa memang memberi dampak positif. "Bahkan kegiatan pameran lukisan sudah bersinergi dengan pariwisata. Setiap tahun ratusan, bahkan ribuan orang sengaja datang ke Yogya untuk menikmati karya perupa seperti pameran tahunan Artjog," katanya.
Tubagus Sukmana yang membacakan sambutan tertulis Prof Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI menyatakan, pameran di kampus Tamansiswa bisa menjadi sumber inspirasi bagi penikmatnya. Dengan menonton pameran dapat melihat bagaimana pendidikan karakter yang sejati hanya bisa terjadi jika olah cipta dibarengi dan diresapi dengan olah rasa, olah karsa. Istilah Ki Hadjar Dewantara, seni-budaya mampu mengolah cipta, rasa dan karsa.
"Selamat kepada para seniman yang berpameran. Semoga pameran ini mampu mendorong kita untuk terus memajukan kebudayaan nasional." harapnya. (Jay).