YOGYA – Agenda seni tahunan Nandur Srawung kembali digelar di Taman Budaya Yogyakarta pada 16 – 22 Oktober 2022. Memasuki tahun ke – 9, pameran seni rupa yang dikuratori oleh Arsita Pinandita, Bayu Widodo, Irene Agrivina, Rain Rosidi, dan Sujud Dartanto mengusung tema Matrix/Mayapada.
Tajuk Matrix/Mayapada merupakan gagasan untuk melakukan pembacaan realita ganda, antara fisik dan nonfisik. Gagasan ini diharapkan mampu menjaring banyak kalangan atau segmen peserta baik konvensional maupun digital, sehingga mewadahi beragam bentuk artistic dan komponen sosial.
Kepala Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Dian Lakshmi Pratiwi mengungkapkan, “Nandur srawung tidak semata-mata ditujukan kepada seni rupa saja. Kita mencoba melibatkan semua pihak, yang pada prinsipnya melibatkan inklusivitas, masyarakat yang masih awam dengan seni rupa, bisa dengan gembira mendalami seni rupa. Kita mencoba merangkul semua, dari teman difabel, anak muda, dan adapula lifetime achievement awards, penghargaan setinggi-tingginya kepada pelaku seni,”ungkapnya kepada media (16/10).
“Adapula penghargaan Young Rising Artist Award yang akan diberikan kepada seniman muda pilihan berusis 35 tahun ke bawah,”tuturnya.
Peserta Nandur Srawung tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Austria, India, Korea Selatan, Mexico, Perancis, Rusia, dan Jerman. Dari 500-an pendaftar, terpilih 240 partisipan yang terdiri dari individu dan kelompok dengan menampilkan total 124 karya.
Selain pameran di galeri, Nandur Srawung juga memiliki program dan aktivasi yang memberikan akses dan keterlibatan publik secara luas. Inklusivitas dan keterbukaan menjadi semangat dan harapan agar seni bisa terhubung dengan siapa saja.
Tiga program pokok dalam Nandur Srawung yaitu Pameran, Nandur Gawe, dan Srawung Sinau. Nandur Gawe diikuti oleh 9 kolektif yakni Komunitas Akar Padi, POTADS x Iyak Ambar, Susuhan Art Farm, Jogja Disability Arts, XXLAB, SMK 1 Purwokerto, Re : Karya Fest, WAFT, dan Sanggar Matur Nuwun.
Srawung Sinau melibatkan 5 peneliti yakni Jasmine Haliza, Pandu Paneges, Shalihah Ramadhanita, Nafa Arinda, dan Hardiwan Prayoga.
Pada program harian penyelenggaraan pameran terdapat 6 agenda yang akan dilaksanakan seperti seminar, workshop, diskusi Srawung Sinau, Artist Talk, Exhibition tour for disabled people dan pop up market.
Pengunjung juga akan disuguhi dengan seni interaktif, dan bisa menikmati karya seniman tersohor di ruang pamer kolektif TBY. Acara ini berlangsung mulai pukul 12.00 – 21.00 WIB. Pameran ini gratis pengunjung cukup melakukan regristrasi online melalui bit.ly/kunjunganmayapada atau bisa langsung datang ke galeri Taman Budaya Yogyakarta. (*)