Lintasan Bercahaya Sumonar 2022 Rambah Titik Nol Kilometer Jogja

Photo Author
- Selasa, 11 Oktober 2022 | 17:07 WIB
Perayaan seni cahaya Sumonar 2022 Senin (10/10/2022) berlangsung di Titik Nol Km Jogja  (foto: putut al amkin)
Perayaan seni cahaya Sumonar 2022 Senin (10/10/2022) berlangsung di Titik Nol Km Jogja (foto: putut al amkin)

Krjogja.com - Perayaan seni cahaya Sumonar 2022 kembali bersinar pada Senin (10/9/2022) di kawasan Titik Nol Kilometer Jogjakarta. Perayaan bercahaya tersebut mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh situasi global.


Sumonar sendiri merupakan festival video mapping dan seni cahaya yang diselenggarakan sejak 2019. Festival ini diselenggarakan oleh Jogjakarta Video Mapping Project atau yang biasa dikenal sebagai JVMP (kolektif seniman visual dan media lainnya) yang berbasis di Kota Gudeg.


Selain sebagai ajang presentasi karya, festival ini juga menjadi tempat berkumpulnya para pelaku dan pecinta seni cahaya dari seluruh penjuru dunia.


Meski sempat diguyur gerimis, seni pertunjukan cahaya Video Mapping Main Show ini antusias ditonton lebih dari ratusan orang.


Perayaan seni cahaya kali ini mengangkat tema 'Metamorpholux' yang merupakan perpaduan dari kata metamorphosis yakni peralihan atau perubahan bentuk dari fase satu ke fase selanjutnya serta Ilux yang merupakan satuan dari pencahayaan dan daya pancar cahaya.


Salah satu seniman cahaya, malam itu mengangkat karya berjudul 'Aptropia Fantasia'. Ia mengungkapkan, bahwa karyanya seperti membawa kita ke kenangan masa lalu dan khayalan surealis masa yang akan datang. Sebab di negeri imajinasi 'Aptropia' apapun bisa terjadi.


“Karya saya di Sumonar 2022 ini ingin mengangkat tentang throw back dari kita kecil hingga masa sekarang. Selain itu di sana juga robot, time machine, yang mengajak kita berpikir dari masa lalu ke masa yang akan datang," terangnya.


Cimz juga berharap Sumonar 2022 bisa merambah kota-kota lain agar bisa mengedukasi masyarakat tentang petunjukan seni cahaya.


“Dari kami sendiri sebenarnya punya harapan, kalau bisa festival cahaya ini ada juga di kota-kota lain sebab di sana juga banyak gedung-gedung bersejarah, land mark. Ini agar bisa lebih melebarkan lagi dan masyarakat bisa tahu akan media baru ini,” pungkasnya. (Putut Al Amin)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X