YOGYA, KRJOGJA.com – Sekilas tidak tampak adanya perbedaan antara karya seni yang dipajang dalam pameran tunggal Laksmi Sitharesmi dengan karya seni grafis pada umumnya. Namun ketika diamati secara seksama barulah kita sadar media yang dipergunakan dalam pameran tersebut lain daripada yang lain, yaitu bekas sampah plastik dan bekas polybag makanan hewan peliharaan.
Keprihatinan akan sampah plastik yang menumpuk dan tidak terolah menimbulkan rasa ‘gregetan’ bagi seorang Laksmi, seniman asal Yogyakarta yang saat ini sedang menyelesaikan pendidikan magister di Institut Seni Indonesia.
Di sela pameran tunggalnya yang berlangsung di The 101 Hotel Yogyakarta, Laksmi menuturkan Yogyakarta sebagai kota yang berhati nyaman namun terus mempunyai permasalahan yang sama yaitu tentang sampah plastik.
â€Sejak 2015 saya sudah mengamati sampah plastik, saya mulai serius menangani sampah plastik, tidak hanya kresek namun juga sampah yang susah seperti plastik mobil dan yang keras-keras. Kebetulan saat ini saya masih study ISI, riset saya di Magister tentang sampah plastik, dengan jurusan seni obyek,†tutur Laksmi, Sabtu (27/8/2022).
“Selain tujuannya untuk mengekspresikan ide saya, saya ingin mengangkat derajat sampah plastik setinggi-tingginya,†imbuhnya.
Laksmi juga menceritakan tentang proses pembuatan karyanya yang memakan waktu tidak sebentar.
“Proses karya ini agak lama, karena menggunakan teknik patung juga, bikin model,  dan relief. Teknik  patung saya mix dengan sampah plastik, kalau pas lagi mood bisa memakan waktu setengah bulan untuk satu karya dari bahan baku hingga menjadi sebuah karya seni.
