WATES, KRJOGJA.com - Lakon 'Opak-Progo Wis Nyawiji' disiapkan oleh Ketoprak Tjonthong untuk tampil di Taman Budaya Kulonprogo, Sabtu (20/8/2022) malam. Pentas ini merupakan bagian dari rangkaian Bangkit Berkarya Lagi!!! yang didukung BUMN yakni PLN dan BRI dengan pelaksana Rosan Production pimpinan Butet Kartaredjasa.
Ini pertama kalinya Ketoprak Tjonthong tampil di Kulonprogo. Maka Susilo Nugroho, penulis naskah sekaligus sutradara, menyebutkan, menyiapkan kemasan berbeda karena selama ini lebih banyak tampil di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dengan penonton yang sudah terbentuk. Format berbeda, meski konten dan kekhasan tetap tak bisa ditinggalkan.
'Opak-Progo Wis Nyawiji' pernah dipentaskan di TBY delapan tahun lalu mengisahkan masa awal kemerdekaan yang antara lain tentang peranan Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Kembali menampilkan lakon ini karena berkaitan dengan Kulonprogo yang masyarakatnya percaya bila Sungai Opak dan Progo nek gathuk makmur. Sementara Sungai Progo dan Bogowonto yang mengapit wilayah Kulonprogo sudah lebih dulu nyambung.
Susilo berharap, Program Bangkit Berkarya Lagi!!! bukan hanya membangkitkan pelaku seni setelah mengalami dampak Pandemi-19. Tak kalah penting, masyarakat juga diharapkan bisa bangkit dengan sajian ketoprak dengan kemasan yang lebih baru.
Penyesuaian dilakukan untuk tampil di Kulonprogo, termasuk melibatkan pemain lokal seperti Ponang dan Dwi Prasetyo. Sementara pemain-pemain seperti Marwoto, Bayu Saptama, Susilo, Nano Asmorodono, Hargi Sundari, Rini Widyastuti, Rio Srundeng, Novi Kalur, tetap tampil pada pertunjukan dengan tiket VVIP Rp 100.000, VIP Rp 75.000, Kelas 1 Rp 50.000, dan Lesehan Rp 20.000 ini.
Menampilkan kemasan berbeda untuk membangkitkan masyarakat penggemar ketoprak sengaja dilakukan Ketoprak Tjonthong yang selama ini dianggap dekat dengan teater modern. "Sengaja (untuk memancing) bagaimana respons masyarakat, seandainya tidak bisa menerima tidak apa-apa," kata Susilo.
Selain itu regenerasi penonton juga diperlukan. Melihat dinamika Ketoprak Tjontong beberapa tahun lalu, regenerasi diperlukan. Tapi bukan saja tentang pemain, melainkan juga penonton. Maka perlu tampil dengan format yang berbeda meski bisa menimbulkan pro dan kontra. (Ewp)