Seniman Klaten Ciptakan Tarian Keprihatinan Pandemi Covid-19

Photo Author
- Rabu, 8 Juli 2020 | 07:57 WIB
Seniman tari mementaskan tari tanpa penonton. (Foto : Istimewa)
Seniman tari mementaskan tari tanpa penonton. (Foto : Istimewa)

KLATEN, KRJOGJA.com - Seniman tari Kabupaten Klaten yang tergabung di Kandang Srawung Biyung Bibi menciptakan tarian yang diberi nama ?! (simbol tanda tanya dan tenda seru). Tarian ini sebagai bentuk keprihatinan para seniman tari atas terjadinya pandemi Covid-19.

Salah satu seniman asal Cawas Klaten yang juga anggota Kandang Srawung Biyung Bibi, Supriyadi Jimbling, mengatakan, pandemi Covid-19 telah menimbulkan dampak luar biasa terhadap sendi-sendi perekonomian, tak terkecuali para seniman tari. Agenda job pentas terpaksa batal akibat dihantam Corona.

"Seniman tak boleh menyerah dengan situasi saat ini. Pelaku seni tetap harus bangkit dan mengasah kemampuan diri untuk berinovasi. Seperti yang dilakukan Kandang Srawung Biyung Bibi dengan menciptakan tarian yang diberi nama ?! (simbol tanda tanya dan tanda seru)," ujar Jimbling kepada KRJOGJA.com, Selasa (07/07/2020).

Dijelaskan, tarian tersebut tercipta saat menggelar pentas tari tanpa penonton di sejumlah lokasi seperti di Dukuh Bometen, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah, serta di Sendang Banyu Urip, Desa Serut dan Air Terjun Luweng, Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari, Gunung Kidul, Yogyakarta pada 5 Juli 2020.

"Mengisi waktu luang kita berkarya sesuai kemampuan individu masing-masing dan terciptalah tari yang judulnya ?!. Simbol itu biar masyarakat yang menamakan. Tarian ini menceritakan perjalanan virus Corona mulai dari Wuhan, China sampai ke situasi new normal," jelasnya.

Jimbling mengatakan, pentas tari melibatkan 15 penari masing-masing 11 penari putri dan 4 penari putra. Penata tari yakni Moko dan Nunung, serta yang mengakomodir Endang Marta dan Ayon Biyung. Sedangkan sebagai penata iringan yakni Ketua Jurusan Pedalangan ISI Yogyakarta Ign. Krisna Nuryanta Putra.

"Harapan dari kami dengan adanya pergelaran tari tanpa penonton tersebut akan membangkitkan kesenimanan seniman tari, khususnya di Kabupaten Klaten. Seniman tari harus tetap bangkit dan berkarya," imbuhnya. (Lia)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X