SELAMA tiga tahun berjalan, Krida Beksa Wirama tak hanya sekedar berlatih menari, tetapi juga mampu melahirkan sebuah karya tari yang diberi nama Tari Pandonga Pinungsung. Tari tersebut diciptakan oleh Sri Nurhayati yang dimaknai untuk mengantarkan doa serta ucapan syukur kehadiran Tuhan YME atas keselamatan, kelancaran dan keberhasilan dalam hidup. Ditampilkan di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo, Selasa (25/6/2019), tari tersebut mampu menarik perhatian pengunjung Plaza Ambarrukmo maupun tamu hotel.
Semua kegiatan yang digelar adalah murni dari swadaya bersama dan kerja tulus pengurus yang tergabung dalam Candiliya, organizer pelatihan tari di Royal Ambarrukmo Yogyakarta (RAY). Dengan dinamika dan warna-warni kegiatan mereka, pementasan kali ini adalah juga sebagai tanda bakti budaya untuk mengenalkan budaya luhur Jawa ke masyarakat lebih luas.
Kegiatan rutin Krida Beksa Wirama sendiri bukan hanya berlatih menari tari jawa klasik, namun juga mengenai belajar mendalam tentang budaya Jawa (busana, adat istiadat dan filosofi luhur) yang saat ini semakin langka untuk diperkenalkan. Untuk peserta anak-anak, Krida Beksa Wirama juga mengajarkan budi pekerti, norma dan aturan budaya Jawa.
“Harapan kami, kegiatan ini membuat kami semua yang terlibat semakin mencintai dan bangga dengan budaya kita sendiri, dapat bermanfaat bagi masyarakat Yogyakarta khususnya dan Indonesia serta kita semua senantiasa diberi bimbingan & keselamatan dari Tuhan YME.†ungkap pembina Krida Beksa Wirama, R.M Condroyono Hardjaningrat di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo Yogyakarta.(M-1)