'nDhudhah Kampung', Fokus Lokal Genius Kampung

Photo Author
- Kamis, 5 Juli 2018 | 18:55 WIB

FESTIVAL Kethoprak yang tahun ini memasuki tahun ke delapan, fokus pada garapan lokal genius kampung. Tak saja dari sisi kepesertaan yang mewakili kampung asal grup kethoprak, tetapi juga lakon yang disuguhkan bermuara pada cerita di kampung bersangkutan, baik bernuansa kesejarahan, maupun dinamika masyarakat setempat yang bersifat kekinian.

Kepala Bagian (Kabag) Kesenian, Sejarah, dan Sastra, Dinas Kebudayaan (Disbud), Mareta Dinar Cahaya, menjawab wartawan, di Balaikota, Kamis (5/7/2018), mengungkapkan, pilihan lokal genius dengan balutan nDhudhah Kampung sebagai tema sentral Festival Kethoprak kali ini, lebih dilatari obsesi menggali potensi kampung, terutamka dalam bidang kesenian. Pada festival serupa tahun-tahun sebelumnya, para peserta pada umumnya mewakili sanggar-sanggar seni. Tahun ini, peserta mewakili kewilayahan dalam cakupan kecamatan, sehingga tercatat lima grup peserta, masing-masing mewakili Kecamatan Jebres, Laweyan, pasar Kliwon, Banjarsari dan Kecamatan serengan.

Terkait persyaratan lakon yang diangkat berbasis pada peristiwa di kampung masing-masing grup peserta, tambahnya, memang membawa konsekuensi cukup berat, sebab untuk melahirkan sebuah repertoar baru, sedikit banyak dilandasi dari hasil studi. Karenanya, jauh sebelum pelaksanaan Festival Kethoprak yang dijadwalkan selama dua hari mulai Sabtu (7/7/2018) di Gedung Kethoprak Balekambang, peserta diwajibkan mengikuti workshop di bawah asistensi Pakempalan Kethoprak Surakarta (Paksura), terutama dalam hal penulisan skenario.

Bahkan selama proses kreatif, tambah Yogisara, salah satu tokoh Paksura, selalu dilakukan pendampingan meliputi seluruh elemen pemanggungan. Memang ada kesulitan tersendiri, ketika grup kethoprak harus menyusun lakon baru dalam sebuah skenario kethoprak, sebab selama ini mereka cenderung menggarap repertoare lama yang telah dipanggungkan berulang. Kendati begitu, dia menyebut, banyak gagasan muncul dari para peserta, beberapa diantaranya mampu memunculkan alur cerita cukup memikat.

Secara rinci, pria yang akrab disapa Yogi ini mengutarakan, grup kethoprak dari Kecamatan Jebres akan engangkat semacam legenda sebuah tempat di kampung tersebut, yang dikemas dengan tajuk 'Prahara Gunung Kendhil', sedangkan Kecamatan Serengan mengangkat lakon 'Kidung Suwung'. Sementara kecamatan Banjarsari menyuguhkan lakon 'Sumber Terangkilan' yang bernuansa kesejarahan, Kecamatan Pasar Kliwon menawarkan cerita bertajuk 'Ontran-ontran Pinggir Bengawan', dan Kecamatan Laweyan mengetengahkan lakon 'Wangenan'. (Hut)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X