PENYELENGGARAAN Pagelaran Wayang Orang Gaya Yogyakarta 2017 yang diinisiasi Dinas Kebudayaan DIY selama tiga hari berturut-turut awal pekan lalu di Pendopo Akademi Komunitas Yogyakarta diharapkan membawa angin segar di tengah dunia tari klasik Yogyakarta.
Bukan hanya keterlibatan enam sanggar seni klasik yang dipercaya menampilkan karya. Tapi, ada ratusan penari yang berkesempatan tampil menunjukkan kepiawaian dan kebolehannya dalam membawakan tari klasik dalam konsep pertunjukan wayang orang gaya Yogyakarta.
"Selain membawa dampak langsung yang positif bagi pelaku tari klasik, juga memberi manfaat pada masyarakat secara umum karena mereka dapat mengapresiasi tari klasik gaya Yogyakarta tidak hanya di dalam kraton meski awalnya lahir dan berkembang di dalam tembok kraton," tutur praktisi yang juga akademisi tari klasik Yogyakarta, Dr Kuswarsantyo kepada, Minggu (16/04/2017).
Hanya saja menurut pria yang mendapat gelar KRT Condrowasesa ini, adanya sejumlah penari yang mendukung di grup lain menjadikan kuantitas penari yang bisa tampil tidak maksimal. Padahal, kesempatan tersebut bisa dijadikan puncak dari pembelajaran bagi pelaku seni tari klasik, khususnya di kalangan generasi muda.
"Sebagai evaluasi, hendaknya juga dipertegas terkait konsep yang ditampilkan apakah klasik atau garapan mengacu Klasik. Atau malah total garapan mengacu pada konsep klasik. Bisa juga garap wayang panggung karena tajuknya wayang wong gaya Yogyakarta sehingga bisa ditafsir beragam," sebut akademisi di UNY ini. (R-7)