Garin Nugroho Pentaskan Tari 'Pager Bumi'

Photo Author
- Jumat, 24 Maret 2017 | 08:51 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Garin Nugroho yang dikenal sebagai sineas Indonesia - seorang sutradara pemenang penghargaan yang eksploratif -kembali mempertontonkan kreativitasnya di Yogyakarta. Namun kali ini bukan berujud film atau patung, melainkan sebuah tarian yang berjudul Pager Bumi.

Tari Pager Bumi yang digarap bersama Ong Hariwahyu - seniman desain grafis dan yang selama ini dipercaya Garin untuk turut menggarap film sebagai art director - akan dipentaskan di Pendopo Art Space, Jalan lingkar Selatan Tegal Krapyak, Panggungharjo Bantul, Sabtu (25/03/2017) malam.

"Pager Bumi merepresentasikan kondisi manusia Jawa sekarang. Yakni mengisahkan perjalanan kesatria dengan istrinya, dan pengawalnya pada awal abad 19," ujar Garin.

Dituturkan Garin, pada awal abad ke-19, ketika tanah Jawa seperti sekarang penuh gonjang-ganjing abad baru Jawa menghadapi dua perkembangan perubahan zaman. Di satu sisi, Eropa kolonial dengan kapitalisme perdagangan dunia berupaya mendapatkan bahan mentah alam dari koloni-koloninya dengan senjata dan ekonomi uang yang tak pernah dipahami masyarakat Jawa sebelumnya.

Sementara di sisi lainnya, nilai-nilai baru, yaitu ideologi dan agama baru, masuk ke tanah Jawa dengan beragam cara, baik lewat adaptasi budaya maupun upaya pemaksaan tata cara budaya asli dari asal ideologi ataupun agama itu. Oleh karena itu, pada abad itu Jawa mengalami perjalanan baru penuh paradoks.

Dalam kondisi seperti inilah, yakni masuknya beragam gagasan, ideologi hingga agama dan industriliasi yang tak mau adaptasi pada budaya Jawa dan Nusantara hanya akan melahirkan kekerasan demi kekerasan. Oleh karena itu dibutuhkan kesatria-kesatria Jawa baru yang bisa menghidupi budaya Jawa dalam zaman baru, serta berani melawan segala bentuk ektrimitas  baik ekonomi, budaya hingga sosial dan politik.

Di akhir cerita, lanjut Garin,  Sang kesatria memberi pesan bertajuk Pager Bumi, bahwa manusia Jawa akan hidup  dalam beragam pagar. Pagar-pagar dengan pedang yang melahirkan kekerasan dan pagar jiwa tanah  Jawa yang memberi kesuburan pikiran dan kelapangan hidup bagi beragam manusia. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ratusan Anak Meriahkan Gelar Karya Koreografi Tari Anak

Minggu, 14 Desember 2025 | 13:00 WIB

'Penelanjangan Drupadi' Jadi Pembelajaran Lewat Tari

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:40 WIB

Sembilan Negara Ikuti Jogjakarta Karawitan Festival

Jumat, 5 Desember 2025 | 08:27 WIB

Obah Bareng untuk Anak Sedunia

Minggu, 23 November 2025 | 12:18 WIB
X