GELARAN Nandur Srawung #10 resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi di Taman Budaya Yogyakarta. Acara ini berlangsung dari tanggal 15 Agustus - 28 Agustus 2023.
Kepala Taman Budaya Yogyakarta, Purwiati mengatakan, dalam pelaksanaan Nandur Srawung #10 terdapat kurang lebih 270 seniman yang terdiri dari seniman individu, kelompok serta kontributor di 4 kabupaten dan 1 kotamadya di Yogyakarta.
"Pada penyelenggaraan yang ke 10 ini mengangkat tema Habitat Lokacarita. Habitat sebagai lingkungan tempat tinggal dari suatu organisme atau populasi organisme tertentu. Konsep loka merujuk pada tempat atau lokasi tertentu dalam kebudayaan atau masyarakat tertentu dan carita adalah salah satu bentuk sastra lisan tradisional Indonesia yang berasal dari masyarakat Jawa," kata Purwiati saat memberikan sambutan pembukaan di TBY, Selasa (15/08/2023).
Purwiati menambahkan, penerapan konsep Habitat Lokacarita dalam pameran seni rupa ini mencakup beberapa aspek yaitu eksplorasi gagasan mengenai kesadaran habitat kehidupan yang sehat, aman dan inklusif melalui pengamatan serta penyelidikan atas situs dan narasi yang muncul diseputarnya.
Kurator Nandur Srawung 10, Rain Rosidi mengatakan ada program Nandur Gawe, yakni residensi seni di 5 situs di Yogyakarta, yaitu di Pesanggrahan Ambarukmo, Kampung Ketandan, Pohon Resan, Makam Seniman Giri Sapto, dan Cagar Budaya Bulurejo. Nandur gawe dikuti 1 sampai 3 seniman yang karyanya dihadirkan di ruang pameran.
"Nandur Srawung yg ke 10 ini menggunakan konsep Habitat Lokacarita, kita akan membuat pengalaman yang sedikit berbeda dalam ruang pamer dengan membagi menjadi 6 ruang, dan setiap ruang akan menggambarkan karya seni yang bersinggungan dengan nilai-nilai lain yaitu nilai spiritualitas, ekologi, identitas, aktivisme, teknologi, dan literasi," ungkapnya.
Terdapat beberapa program di Nandur Srawung ke 10 yang diantaranya Nandur gawe, Srawung Sinau ,Life time Achievement award, Young Rising artist award, Exhibition, Art merch, Srawung Moro, Curatorial Tour, Nandur Kawruh, Panggung Srawung dan Artwork Activation. Dalam acara tersebut juga melibatkan seniman internasional dari, India, Mesir, Austria dan Jerman.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi menuturkan dengan diadakan gelaran Nandur Srawung #10 dapat mengisi keistimewaan DIY karena gelaran ini selalu mengangkat, mengeksplorasi, memelihara dan mengembangkan objek kebudayaan yang meliputi tata nilai, ilmu pengetahuan teknologi, bahasa sastra dan seni serta situs-situs struktur kawasan cagar budaya.
"Dengan diadakannya acara ini semoga mampu mengedukasi dan memberikan tontonan serta tuntunan suatu ilmu pengetahuan yang tereksplorasi melalui karya seni," pungkasnya. (*1)